Selasa, 30 November 2021 19:03

Kabar Bandara Uganda “Direbut” China, Indonesia Mesti Waspadai Ini

Bandara Entebbe, Uganda. (Reuters)
Bandara Entebbe, Uganda. (Reuters)

ABATANEWS – Media ekonomi bisnis asal Amerika Serikat, Bloomberg mengeluarkan berita yang mengehebohkan. Bloomberg melaporkan kalau bandara satu-satunya di Uganda, yakni Bandara Entebbe kini telah diambil alih oleh China.

“Penyerobotan” itu dikarenakan utang Uganda. Ditulis Bloomberg, pengambilalihan bandara tersebut, merupakan buntut dari proyek pengembangan bandara tersebut senilai USD 207 juta, yang didanai utang dari China. Utang yang nilainya hampir Rp3 triliun itu disepakati pada 2015 lalu antara Pemerintah Uganda dengan Export-Import Bank of China.

Tak mau kehilangan satu-satunya bandara di Uganda, sang presiden Yoweri Museveni telah mengutus perwakilannya ke Beijing untuk melakukan negosiasi ulang.

Baca Juga : China Cabut Aturan Karantina Bagi Warga Negara Asing

“Di antara klausul yang ingin diubah Pemerintah Uganda, adalah soal anggaran dan rencana strategis Otoritas Penerbangan Sipil Uganda yang harus mendapat persetujuan dari kreditur China,” demikian ditulis Bloomberg, pada Senin (29/11).

“Aturan lain dalam kontrak itu juga mewajibkan setiap perselisihan untuk diselesaikan di Komisi Arbitrase Ekonomi dan Perdagangan Internasional China,” terang dalam tulisan tersebut.

Sementara itu, juru bicara regulator penerbangan Uganda dan Direktur Jenderal China untuk Urusan Afrika dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin membantah kabar pengambilan bandara tersebut.

Baca Juga : Taiwan Siap Perang dengan China

Bagi pihak China, informasi tersebut merupakan fitnah keji dan sangat tidak berdasar atas fakta yang sebenarnya.

Proyek pengembangan Bandara Entebbe di Uganda sendiri, merupakan bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas China. Gagasan untuk membangun kembali pengaruh China pada apa yang disebut sebagai ‘jalur sutera baru’ itu, memicu kontroversi di sejumlah negara.

Di Sri Lanka, pemerintah pada tahun 2017 setuju untuk menyewakan pelabuhan ke perusahaan yang dipimpin oleh China Merchants Port Holdings Co selama 99 tahun dengan kontrak senilai USD 1,1 miliar.

Baca Juga : Pemerintah Belum Setuju Biayai Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Dilansir Kumparan, lembaga riset Amerika Serikat, Aiddata, menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penerima utang terselubung (hidden debt) terbesar dari China. Utang terselubung China ini mengalir ke sejumlah proyek infrastruktur yang digarap BUMN dan swasta.

Pada rentang 2000-2017, nilainya mencapai USD 34,38 miliar atau dengan kurs saat ini setara Rp 488,9 triliun. Adapun proyek yang didanai utang dari China mulai dari bendungan hingga kereta cepat Jakarta-Bandung. (*)

Berikut proyek di Indonesia yang didanai oleh China:

Baca Juga : Dipanggil “Yang Mulia”, Ini 7 Kesepakatan Jokowi-Xi Jinping di China

1. Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat – USD 215,62 juta
2. Tol Medan-Kualanamu 61,8 km – USD 122,43 juta.
3. Kereta Cepat Jakarta-Bandung – USD 5,573 miliar

Komentar