Kamis, 20 Januari 2022 21:05

Jokowi Kritik WHO Soal Pandemi, Ini Tawaran Solusinya

Sambutan Presiden Jokowi pada Peringatan Hari HAM Sedunia Tahun 2021, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/12/2021). (Foto: Biro Setpres)
Sambutan Presiden Jokowi pada Peringatan Hari HAM Sedunia Tahun 2021, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/12/2021). (Foto: Biro Setpres)

ABATANEWS, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melayangkan kritik kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas serangkaian masalah negara selama dilanda pandemi.

Dalam acara World Economic Forum secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Kamis (20/1/2022), Presiden Jokowi mengatakan, krisis Covid-19 menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global.

“Kita harus mengevaluasi kondisi saat ini, krisis covid menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global di semua negara dan kolaborasi saat ini seperti Covax Facility hanyalah solusi sesaat, dan juga peran WHO belum mencakupi banyak hal strategis bagi kehidupan dunia,” ucap Jokowi.

Baca Juga : Media Asing Ramai Nyinyirin Kaesang yang Gagal Maju Pilkada, Ungkit Jet Pribadi

Menurutnya, harus ada solusi paten, agar dunia tidak lagi terkejut bila menghadapi masalah seperti pandemi Covid-19 ini. Untuk itu, Indonesia akan memperjuangkan penguatan arsitektur kesehatan dunia di Presidensi G20 2022 mendatang.

Indonesia, kata Presiden Jokowi, ingin ada sebuah badan kesehatan dunia di sektor keuangan yang mirip Dana Moneter Internasional (IMF). Badan tersebut akan bertugas menggalang sumber daya kesehatan dunia.

“Antara lain, menggalang sumber daya kesehatan dunia antara lain untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, pembelian alat kesehatan,” jelasnya.

Baca Juga : Jokowi Disambut Surya Paloh, Anies Kenakan Batik Saat Hadiri Kongres III NasDem

“Kemudian juga merumuskan standar protokol Kesehatan global yang antara lain mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama,” sambung Jokowi.

Kendati demikain, ia pun mengakui butuh peran serta dari seluruh negara di dunia terkait pembiayaan bersama untuk arsitektur baru sistem ketahanan kesehatan dunia tersebut. Namun, Jokowi menyebut biaya yang dikeluarkan jelas lebih kecil dibandingkan kerugian dunia saat kerapuhan sistem kesehatan global akibat pandemi Covid-19.

“Seharusnya negara maju tidak keberatan untuk mendukung inisiasi bersama ini. Dan tentu saja G20 akan sangat berperan sekali dalam menggerakkan pembangunan arsitektur ketahanan kesehatan global ini. Artinya, dibutuhkan sebuah kesepakatan bersama di g20 terlebih dahulu,” tutur Jokowi. (*)

Komentar