Sabtu, 18 Mei 2024 15:09

Jelang Pilkada, Bawaslu Sulsel Ingatkan Rumah Ibadah Bukan Tempat Kampanye

Jelang Pilkada, Bawaslu Sulsel Ingatkan Rumah Ibadah Bukan Tempat Kampanye 

ABATANEWS, MAKASSAR – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengingatkan bahwa rumah ibadah bukan tempat untuk kampanye. Hal itu disampaikan jelang berlangsungnya Pilkada serentak pada November 2024 mendatang.

Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) Bawaslu Sulsel, H. Saiful Jihad mengatakan Sulsel sebenarnya masih mencatat tingkat netralitas tertinggi dalam Pemilihan umum. Namun, ia juga menyoroti adanya 62 proses pelanggaran netralitas dan pelanggaran pidana lainnya seperti praktik politik uang dalam Pemilu.

“Sebelumnya, Menteri Agama sudah mengeluarkan surat edaran untuk pelarangan penggunaan rumah ibadah sebagai tempat kampanye,” katanya dalam kegiatan “Bawaslu Menyapa Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama”, di Hotel All Nite & Day, Makassar, Jumat kemarin.

Baca Juga : Jelang Pilkada Serentak 2024, KPU Sulsel Sebut Proses Coklit Capai 92,64 Persen

Hal senada turut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel H. Muh. Tonang. Ia mengingatkan kembali tentang surat edaran dari Menteri Agama yang melarang penggunaan rumah ibadah sebagai tempat kampanye.

“Sebelumnya, Menteri Agama sudah mengeluarkan surat edaran untuk pelarangan penggunaan rumah ibadah sebagai tempat kampanye,” tegasnya.

Tonang menyampaikan bahwa pihaknya bersama para tokoh agama dan pemerintah Sulsel telah berkomitmen untuk mengkampanyekan pemilu damai, yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU).

Baca Juga : Anggota Bawaslu Sulsel Tinjau Langsung Proses Coklit di Jeneponto

“Kami juga di sulawesi selatan sudah membuat komitmen bersama para tokoh agama dan pemerintah sulawesi selatan untuk kampayekan pemilu damai dan itu ditandai dengan penandatanganan MOU,” katanya.

Selain itu, Ia menekankan bahwa agama dianggap sebagai dogma yang tidak bisa diutak-atik, namun tokoh agama memiliki peran penting sebagai teladan bagi umat untuk menjaga netralitas.

“Agama dianggap sebagai dogma dan tidak bisa diotak-atik. Tokoh agama memiliki peran penting sebagai teladan bagi seluruh umatnya untuk menjaga netralitas. Kami sangat yakin tokoh agama di sulawesi selatan bisa menjaga kerukunan dan kedamaian dengan sangat baik dalam menjaga issue-issue keagamaan,” tutupnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar