Sabtu, 06 Agustus 2022 20:15

Jadi Syarat Nikah, 229 Orang dari Berbagai Daerah di Sulsel Dites Narkoba

Dinkes Sulsel lakukan pemeriksaan narkoba sebagai syarat untuk melakukan pernikahan di Sulsel.
Dinkes Sulsel lakukan pemeriksaan narkoba sebagai syarat untuk melakukan pernikahan di Sulsel.

ABATANEWS, MAKASSAR – Program Prioritas Bersih Narkoba, Gerakan Cari Mantu Bebas Narkoba (Sulsel Bersinar Gencarkan) adalah inovasi untuk mencegah penyalahgunaan narkotika berbasis keluarga yang digagas oleh Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

Dinas Kesehatan yang menjadi leading sector program inovatif ini, menggandeng Kementerian Agama dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) untuk memberikan pemeriksaan dini (Screening) Narkotika secara gratis bagi pasangan yang akan menikah.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Erwan Tri Sulistyo menuturkan, pasangan yang akan menikah akan diberikan surat pengantar dari Kantor Urusan Agama (KUA) untuk melaksanakan screening di Puskesmas.

Baca Juga : Semangat Ribuan Warga Bulukumba Hadiri Kampanye Andi Sudirman

“Program prioritas ini berdasarkan arahan dari Pak Gubernur untuk bagaimana mereka yang akan menjalankan pernikahan akan memperleh rekomendasi dari KUA untuk melaksanakan screening di Puskesmas, program ini kami kerjasamakan dengan Kementerian Agama dan BNNP Sulsel,” jelas Erwan.

Ia menyebutkan, screening dilaksanakan dengan metode ASSIST (Alkohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test) yang merupakan pemeriksaan awal mencakup semua zat psikoatif.

Selain itu, dirancang khusus untuk dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam lingkup pelayanan kesehatan termasuk di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

Baca Juga : Teruji Bisa Mengayomi dan Plural, Komunitas Tionghoa di Sulsel Kembali Dukung Andalan Hati

“Kemudian dari screening ASSIST ini kita akan kelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni risiko rendah, sedang dan tinggi. Untuk yang risiko ringan itu langsung diberi surat keterangan, kalau misalnya dia pernah terduga menggunakan narkoba itu dia langsung diberi surat keterangan. Kalau yang risiko sedang dan tinggi dilakukan pemeriksaan urine,” sebutnya.

Untuk peserta dengan hasil tes positif, Kata Erwan, akan dilanjutkan dengan memberi rekomendasi untuk melaksanakan rehabilitasi melalui BNNP Sulsel.

“Yang positif maka akan memperoleh surat melakukan rehabilitasi, tetapi untuk pernikahan tetap bisa dilaksanakan yang bersangkutan hanya menandatangani surat untuk pernyataan rehabilitasi,” jelasnya.

Baca Juga : Eks Bupati Tana Toraja Theofilus All Out Menangkan Andalan Hati: Pasangan Ideal Pimpin Sulsel

Dari data yang ia peroleh, hingga Kamis, 4 Agustus 2022, telah ada 229 orang dari berbagai kabupaten yang telah melakukan screening. Dari jumlah ini, 183 orang masuk dalam kategori ringan, 46 sisanya masuk dalam kategori sedang dan berat.

“46 orang yang masuk kategori sedang dan berat kami lanjutkan dengan pemeriksaan urine dan hasilnya negative,” kata Erwan.

Gubernur Andi Sudriman dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional beberapa waktu lalu menekankan pentingnya upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika mulai dari lingkungan keluarga.

Baca Juga : Pemprov Sulsel Raih Zona Hijau dan Opini Kualitas Tertinggi atas Kepatuhan Pelayanan Publik

“Sebab kalau memberantas saja tidak akan ada habisnya, perlu dibarengi dengan preventif dan dari keluarga, peran daripada keluarga memang penting sekali, makanya salah satu program kita bersama BNNP Sulsel tahun ini mencari menantu bebas narkoba,” kata Gubernur Andi Sudriman.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan, Brigjen Ghiri Prawijaya menilai program inisiasi Gubernur ini merupakan bentuk inovasi yang brilian agar orang menjadi aware dan lingkungan keluarga merupakan faktor pendukung utama untuk keberhasilan pengobatan dari jerat narkotika.

“Saya kira inovasi yang brilliant dan jenius dari Bapak Gubernur, karena semua orang kan pasti akan menikah, ketika menikah harus ada keterbukaan, jadi orang harus aware, karena untuk pemakai narkoba pengobatannya harus dengan lingkungan juga, tidak bisa hanya diri sendiri, ligkungan juga harus support, dengan program ini diharapkan sama-sama mendukung dan membantu penyembuhan dari pengguna,”ujarnya.(

Penulis : Wahyuddin
Komentar