Minggu, 16 Mei 2021 09:14

Israel Hancurkan Gedung Kantor Media, Diduga Ingin Batasi Informasi

Israel Hancurkan Gedung Kantor Media, Diduga Ingin Batasi Informasi

ABATABEWS, PALESTINA Serangan rudal Israel menghancurkan gedung 12 lantai di Gaza yang ditempati kantor Al Jazeera dan Associated Press (AP) pada hari sabtu waktu setempat.

Gedung al-Jalaa di Kota Gaza, yang juga menampung kantor dan apartemen lainnya telah melakukan evakuasi setelah peringatan didapatkan terkait kemungkinan serangan itu.

Seorang jurnalis Palestina terluka dalam serangan itu. Media Palestina melaporkan, puing-puing serta pecahan peluru berpencar puluhan meter jauhnya.

Baca Juga : Mahkamah Internasional Putuskan Pendudukan Israel di Palestina Ilegal, Perintahkan Hentikan Aktivitas

Militer Israel mengatakan jet tempurnya menghantam gedung bertingkat yang berisi aset militer milik kantor intelijen organisasi teror Hamas. Pihak Israel mengklaim telah memberikan peringatan dini kepada warga sipil di dalam gedung untuk keluar.

Dikutip Reuters. Presiden dan CEO AP Gary Pruitt, media yang berbasis di Amerika Serikat itu menyebut serangan itu sangat mengganggu kinerja. Dia mengatakan belasan jurnalis AP dan pekerja lepas telah dievakuasi tepat waktu.

“Kami terkejut dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga : Ketum PBNU: 5 Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel Dibiayai oleh Advokat

“Dunia akan tahu lebih sedikit tentang apa yang terjadi di Gaza karena serangan itu,” lanjutnya.

Pemerintah AS mengatakan telah memberi tahu Israel untuk memastikan keamanan jurnalis.

“Kami telah mengkomunikasikan secara langsung kepada Israel bahwa memastikan keselamatan dan keamanan jurnalis dan media independen adalah tanggung jawab yang terpenting,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki di Twitter.

Baca Juga : Pimpinan Hamas Undang Jusuf Kalla, Ini Yang Akan Dibahas

Penjabat direktur jenderal Jaringan Media Al Jazeera, media yang berbasis di Qatar, Dr Mostefa Souag, menyebut serangan itu biadab dan mengatakan Israel harus dimintai pertanggungjawaban.

“Tujuan dari kejahatan keji ini adalah untuk membungkam media dan menyembunyikan pembantaian dan penderitaan rakyat Gaza yang tak terhitung jumlahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus menolak anggapan bahwa Israel berusaha membungkam media. “Itu benar-benar salah, media bukanlah sasarannya,” katanya kepada Reuters.

Baca Juga : Rapat Komisi I DPR RI Bahas Palestina Tak Dihadiri Prabowo, Politisi Golkar Beri Alasan

Conricus menyebut gedung itu sebagai sasaran militer yang tepat karena berisi intelijen militer Hamas. Dia mengatakan Hamas sengaja menempatkan aset mereka di dalam gedung dengan kantor media berita di dalamnya dan berharap itu akan membuat mereka aman dari serangan Israel.

Militan Hamas telah menembakkan lebih dari 2.000 roket ke Israel selama konflik belakangan. Petugas medis Palestina mengatakan sedikitnya 140 orang, termasuk 39 anak-anak, tewas di Gaza. Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.

Penghancuran gedung itu terjadi sehari setelah utusan Presiden AS Joe Biden Hady Amr tiba di Israel di tengah upaya diplomatik untuk memulihkan ketenangan.

Baca Juga : Pemilihan Komisioner KPID Sulsel 2024 Dikritik, KJPP Minta Proporsi Keterwakilan Perempuan Ditambah

National Press Club yang bermarkas di Washington mengatakan serangan Sabtu di menara Gaza juga dilanjutkan terhadap dua bangunan lain yang menampung lusinan media lain.

“Kecenderungan ini memicu pertanyaan apakah pasukan Israel menyerang fasilitas ini untuk mengaburkan informasi konflik yang independen dan akurat,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Komentar