ABATANEWS, MAKASSAR — Pameran tematik, InterARTif, yang digelar mahasiswa Polimedia PSDKU Makassar merupakan kritik atas keterbatasan ruang berekspresi yang dirasakan selama ini. Penerapan metode Human Centred Design (HCD) diharapkan mampu memantik daya cipta mahasiswa.
Kegiatan tersebut menggunakan karya instalasi sebagai pajangan display. Dalam ruang berbentuk kotak, audiens diberi waktu selama 30 menit untuk merespons display, yakni dengan memberikan noted.
Furqon, selaku Creative Director sekaligus inisiator InterARTif menerangkan bahwa kegiatan tersebut merupakan reaksi dan masukan kepada teman-teman mahasiswa yang selama ini proses kreatifnya hanya berfokus pada penggunan perangkat lunak saja.
“Inti dari HCD ini kan empati. Jadi, bisa membantu desainer untuk memiliki banyak ide untuk dimasukkan dalam framework atau berbagai prototipe,” jelas alumnus prodi Desain Grafis Polimedia PSDKU Makassar tersebut, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (23/12/2022).
InterARTif sendiri merupakan pelesetan dari kata interaktif dengan penyematan kata ‘ART’ yang berarti seni. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wadah interaksi antarmahasiswa yang dikemas lewat seni.
Mahasiswa Polimedia, Ibnu, mengatakan bahwa kegiatan ini membawa suatu nuansa baru dalam berkesenian, khususnya di Polimedia Makassar. “Katanya orang kreatif, masa mau nge-stuck di situ terus,” katanya.
Menurutnya, kreativitas telah menjadi indentitas mahasiswa Polimedia. Untuk itu, budaya lama dalam proses kreatif mahasiswa tentulah sesuatu yang baik. Namun, menghadirkan budaya baru akan lebih memberi keleluasaan bagi mahasiswa.
Ia pun berharap kegiatan ini dapat terus berlangsung. “Apalagi, kegiatan ini kan sesuai dengan bidang akademik kita,” imbuhnya.