ABATANEWS, JAKARTA — Inter Milan memastikan tiket ke final Liga Champions Eropa 2024/2025 usai melewati duel dramatis melawan Barcelona. Bermain dengan penuh determinasi dalam dua leg semifinal, Nerazzurri unggul agregat tipis 7-6 atas raksasa Spanyol tersebut.
Ini menjadi momen bersejarah bagi Inter. Pasalnya, ini adalah kali kedua mereka kembali ke partai final sejak musim 2009/2010—saat mereka terakhir kali menjuarai kompetisi elite ini di bawah arahan José Mourinho dan musim 2022/2023 yang dikandaskan oleh Manchester City di partai puncak.
Final musim ini akan digelar pada 31 Mei 2025 di Allianz Arena, Munich, Jerman. Menariknya, stadion di Munich menyimpan catatan unik: selalu menghadirkan juara baru dalam sejarah Liga Champions. Tren ini membuka peluang besar bagi siapa pun yang lolos ke final.
Baca Juga : Inter Milan vs Barcelona: Cedera Pemain Kunci Bikin Laga Hidup-Mati di Meazza Penuh Drama
Inter kini menanti lawan antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Arsenal yang akan bertanding pada 8 Mei 2025. Keduanya merupakan klub top Eropa yang belum pernah mencicipi trofi Liga Champions, meski sudah berkali-kali mendekati tangga juara.
Final di Tanah Jerman: Lahirkan Juara Baru
Sejarah mencatat, ketika final Liga Champions digelar di Jerman—terutama di Munich—kerap terjadi momen bersejarah:
Baca Juga : Real Madrid Raih Trofi Liga Champions ke-15 Usai Tundukkan Dortmund
1997, Olympiastadion Munich: Borussia Dortmund meraih gelar pertama mereka usai mengalahkan Juventus 3-1.
2012, Allianz Arena Munich: Chelsea menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, mengalahkan Bayern Munchen di kandangnya lewat adu penalti dramatis.
2025, Allianz Arena Munich: Jika PSG atau Arsenal lolos ke final dan menang, maka tradisi juara baru di Munich akan kembali berlanjut.
Baca Juga : Usai Juara Liga Champions, Halaand Motivasi Pesepakbola: Tak Ada yang Mustahil
Dengan segala sejarah dan tekanan besar yang menyelimuti laga puncak, final di Allianz Arena pada 31 Mei nanti dipastikan akan jadi panggung emosional—apakah Inter akan kembali ke takhta Eropa, atau justru trofi akhirnya mampir ke tangan PSG atau Arsenal?