Rabu, 23 Februari 2022 17:08

Ini Maksud Burung Garuda pada Desain Istana Negara IKN Nusantara

Tangkapan layar desain IKN Nusantara. (Instagram @nyoman_nuarta)
Tangkapan layar desain IKN Nusantara. (Instagram @nyoman_nuarta)

ABATANEWS, JAKARTA – Nyoman Nuarta mengungkap simbol lambang burung Garuda pada desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Arsitek yang dipercayai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai desainer Istana Negara itu rupanya punya maksud tertentu, mengapa memilih simbol lambang burung Garuda.

“Jadi gagasan itu kenapa (desain) Garuda? Kalau kita tahu bahwa Indonesia ini terdiri dari lebih dari 1.000 suku bangsa yang masing-masing mempunyai identitasnya sendiri. Ada melalui arsiteknya, bangunan rumahnya, kapalnya, ornamen-ornamennya, ada makanan, dan sebagainya. Ini tidak mungkin diserap seluruhnya di satu bentuk bangunan,” kata Nyoman dalam diskusi yang digelar RRI, pada Rabu (23/2/2022).

Baca Juga : Perintah Prabowo ke Basuki: 2025 Pindahkan ASN, 2028 Bangun Kantor DPR di IKN

“Maka dari itu, saya mengambil suatu kebijakan yang sudah dikenal oleh masyarakat, yaitu Garuda. Memang tidak Garuda Pancasila, tapi itu bisa dipahami maksud dan tujuannya,” lanjutnya.

Menurut Nyoman, dengan menggunakan desain Garuda, maka tidak ada daerah atau suku yang cemburu karena kekhasannya tidak dipakai untuk desain Istana Negara. Sehingga ia mengambil jalan tengah supaya ada keadilan.

“Jadi keadilan itu harus ada di situ. Saya khawatir kalau kita mengambil rumah adat tertentu, terus yang lainnya bagaimana? Itu perasaan tidak dipakai akan menimbulkan kecemburuan yang tidak sehat. Ini kita lontarkan bentuk ini (dan) ternyata betul masyarakat tidak ada masalah,” ujarnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala Otorita IKN

Untuk pengerjaan Istana Negara, Nyoman mengungkapkan dibantu oleh tim yang berisi sekitar 70 ahli. Bersama dengan tim tersebut, Nyoman membuat basic design Istana Negara yang terdiri dari 12 bangunan.

“Nah, kita jumpai di sana kavling kita itu konturnya ekstrem. Bahkan lokasi dari Istana itu, terutama Garuda itu 88 meter dari permukaan laut. Dari nolnya jalan jadi 44 meter, jadi (jalannya) menanjak. Jadi kalau lihat desain mobil berputar untuk mendapatkan awalan jalan yang tidak terlalu ekstrem,” jelasnya.

Salah satu hal menarik yang diungkapkan Nyoman dalam desain Istana Negara adalah ada hutan di dalam bangunan. Nyoman mengungkapkan, hutan di dalam bangunan itu berada di sekitar sayap Garuda.

Baca Juga : Presiden Prabowo Jadwalkan Kabinet Merah Putih Bertandang ke IKN

“Bahkan di dalam sayap itu ada hutannya masuk. Jadi kalau misalnya Bapak Presiden [atau] siapa saja rapat di bawah pohon tidak kehujanan, ya, di situ tempatnya, anginnya jalan. Di situ saya katakan di dalam gedung ada hutan, udaranya jalan. Karena cross ventilasi di situ. Ide-ide yang sebenarnya sederhana bisa kita lakukan dari pengalaman-pengalaman yang kita lakukan,” tuturnya.

Agar meminimalisasi efek rumah kaca, Istana Negara pun akan memakai sunroof. Sehingga cahaya matahari tetap bisa masuk dan radiasi bisa dihindari.

“Jadi matahari tidak kita biarkan dia langsung menghantam kaca, sehingga efek rumah kaca bisa kita hindari. Radiasinya jelas tidak ada dan kita sudah melakukan tes kenyamanan gedung seperti apa dan hasilnya bagus sekali. Itu ada ahli-ahlinya, saya tidak begitu ahli. Saya serahkan seluruh studi itu dan hasilnya bagus, sudah kita laporkan ke PUPR bahwa ini hasilnya seperti itu,” pungkasnya.

Komentar