ABATANEWS, JAKARTA — Kejadian di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, memicu perhatian. Lima warga negara Indonesia (WNI) terlibat dalam insiden penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) saat patroli di wilayah tersebut. Insiden ini menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya.
Menurut Kepala Kepolisian Selangor, Datuk Hussein Omar Khan, konflik bermula ketika kapal WNI diduga menabrak kapal patroli APMM. “Dalam insiden tersebut, anggota APMM melepaskan beberapa tembakan untuk membela diri ketika dua tersangka, yang bersenjata parang, menyerang mereka,” ujar Hussein, mengutip laporan Kantor Berita Bernama, Senin (27/1).
Sementara itu, Direktur Maritim Selangor, Kapten Abdul Muhaimin Muhammad Salleh, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan tentang sebuah kapal terdampar di sekitar 0,4 mil laut barat daya Pulau Carey. Saat ditemukan, dua orang yang diduga WNI berada di kapal, dengan satu korban dipastikan tewas di tempat, dan satu lagi terluka parah.
Baca Juga : Pemerintah Desak Transparansi Terkait Kasus WNI yang Ditembak Mati di Tanjung Rhu Malaysia
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah bergerak cepat menangani kasus ini. KBRI meminta akses kekonsuleran untuk melihat kondisi korban serta melakukan verifikasi data. “Kami juga akan mengirim nota diplomatik untuk mendorong penyelidikan lebih lanjut, termasuk kemungkinan adanya penggunaan kekuatan berlebihan,” ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha.
Judha menegaskan bahwa tindakan APMM tersebut dilakukan sebagai respons atas perlawanan dari WNI. “Penembakan dilakukan karena WNI melakukan perlawanan. Dalam insiden tersebut, 1 WNI meninggal dunia dan beberapa luka-luka. Data para korban masih terus didalami,” ungkapnya.