ABATANEWS – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, gelombang ketiga patut diwaspadai menyusul munculnya varian baru virus Corona bernama Mu.
“Saya sekali lagi mengimbau kita semua supaya kompak untuk disiplin dan saling mengingatkan supaya kita jangan kena lagi gelombang ketiga karena tadi sudah dijelaskan ada varian Mu, tidak tahu apakah lebih dahsyat dan lebih ganas,” kata Luhut dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/9/2021).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso mengatakan, saat ini varian Mu tersebut sudah ditemukan di kawasan Asia, yakni di Jepang dan Hong Kong.
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
“Di Asia dibawa oleh pendatang di Hong Kong. Di Hong Kong break pertama jenis ini ditemukan pada Januari. Sudah (tersebar) di 39 negara untuk virus jenis ini,” jelas Suharso dalam pertemuan dengan media di kantornya, Kamis (2/9), dikutip Minggu ini (5/9).
Dia menambahkan, Bappenas diberi mandat dan ditugasi oleh negara untuk menyusun dan harus mempertimbangkan hal ini. Karena bagaimanapun juga faktor-faktor strategi internasional dan faktor lingkungan harus menghitungkan langkah-langkah tersebut.
Suharso dalam paparannya menyebutkan terjadi adanya potensi gelombang ketiga di Indonesia.
Baca Juga : Pemerintah Canangkan Skema BBM Subsidi Berbasis AI
Namun, pemerintah berharap penularan gelombang ketiga bisa diantisipasi jika masyarakat patuh menjalani protokol kesehatan.
“Gelombang ketiga, kita harapkan tidak terjadi. Sekarang yang menjadi concern (pemerintah) sudah ada untuk mengantisipasi varian Mu,” jelas Suharso.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium, varian baru virus Corona Mu atau B.1.621 memiliki sifat resisten terhadap vaksin Covid-19.
Baca Juga : Luhut Tolak Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Siap Jadi Penasehat
“Tetapi di dalam konteks laboratorium, bukan epidemologi,” kata Dante.
Ia mengatakan, meski memiliki sifat resisten terhadap vaksin, penyebaran varian Mu tidak sebesar varian Delta.
Saat ini, varian Delta mendominasi di seluruh dunia karena memiliki karakter penularan yang lebih cepat dari varian lainnya.