ABATANEWS, JAKARTA – Pemerintah India bergerak cepat memperluas operasi antiteror setelah ledakan mematikan mengguncang kawasan padat di dekat kompleks Benteng Merah, New Delhi, pada Senin (10/11/2025). Insiden yang menewaskan 12 orang itu dikonfirmasi sebagai serangan teror oleh kekuatan anti-nasional.
Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi menegaskan bahwa ledakan pada jam sibuk di jantung ibu kota itu merupakan “aksi teror” yang menargetkan warga sipil di sekitar salah satu landmark bersejarah India.
“Pemerintah mengecam tindakan keji dan pengecut yang telah menyebabkan hilangnya nyawa orang-orang tidak bersalah,” demikian pernyataan resmi kabinet yang disampaikan pada Rabu malam.
Baca Juga : Densus 88 Tangkap Empat Pendukung ISIS di Sumatera Barat dan Sumatera Utara
Ledakan berasal dari sebuah mobil di tengah kemacetan parah. Ledakan itu menghantam para korban hingga terpental dan memicu kebakaran pada kendaraan lain di sekitarnya. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 12 setelah beberapa korban luka tak terselamatkan, sementara lebih dari 30 orang lainnya masih dirawat, menurut laporan The Guardian pada Rabu (12/11/2025).
Badan Investigasi Nasional (NIA), unit elite antiteror India, kini mengambil alih penyelidikan. Polisi juga telah membuka penyelidikan resmi berdasarkan undang-undang antiteror, yang memberi kewenangan luas untuk melakukan penggerebekan dan penangkapan terhadap tersangka jaringan teror.
Di tengah penyelidikan itu, kepolisian mengonfirmasi penahanan lima orang di Distrik Pulwama, wilayah sengketa Kashmir, dalam operasi antiteror yang terpisah. Meski belum ada bukti keterkaitan langsung dengan ledakan di New Delhi, penahanan itu disebut berhubungan dengan pengungkapan sebuah sel teror lintas negara bagian yang diduga terkait kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM).
Baca Juga : Puluhan Mantan Teroris di Pekanbaru Ambil Sumpah Setia NKRI
Dalam penggerebekan pada Senin dini hari, aparat menemukan 2.900 kilogram bahan peledak, bahan kimia, detonator, dan sejumlah senjata. Setidaknya tujuh orang, termasuk dua dokter asal Kashmir, turut diamankan.
Beberapa sumber yang dikutip media India menyebut, penyidik tengah menelusuri kemungkinan pengemudi mobil pelaku ledakan di New Delhi merupakan bagian dari sel teror yang sama dan apakah aksi itu dilakukan secara terburu-buru menyusul penangkapan sejumlah anggota kelompok tersebut.
Ledakan ini menjadi serangan teror besar pertama di India sejak insiden April lalu, ketika kelompok bersenjata menewaskan lebih dari 20 wisatawan Hindu. Saat itu, India menuding Pakistan sebagai dalang dan membalas dengan serangan rudal lintas batas terhadap kamp yang disebut menampung anggota JeM.