ABATANEWS, LUTRA – Pencegahan dan penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) termasuk kekerasan terhadap perempuan dan anak harus bersifat menyeluruh dari hulu ke hilir.
Hal itu disampaikan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat membuka Rakor Lintas Sektor Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Aula Bappelitbangda, Kamis (30/9/2021), kemarin.
“Perlu kita sinergikan program-program yang ada di masing-masing instansi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ada pengadilan, kejaksaan, polres, kemenag, dan pemda tentunya. Nanti kita lihat siapa yang bertanggung jawab di hulu, tengah, dan hilir, siapa melakukan apa. Ada juga yang memang masuk ke semua lini, mulai dari hulu sampai hilir,” kata Indah.
Baca Juga : Perigati Hari Pahlawan, Bupati Indah Silaturahmi Dengan LVRI Kabupaten Luwu Utara
Penanganan tersebut, lanjut Indah tentu memerlukan sinergi harmonis dari berbagai pihak.
“Bukan hanya lembaga pemerintah tapi juga non pemerintah, termasuk media di dalamnya, dan di semua tingkatan desa, dusun/lingkungan, bahkan sampai ke tingkat RT/RW. Soal sinergi, bentuknya adalah masing-masing membawa program sesuai tugas dan fungsi untuk perlindungan perempuan dan anak, kemudian program tersebut dipertemukan, itu namanya sinergi. Bukan satu program lalu keroyokan,” jelas bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Oleh karena itu, Indah mengajak semua pihak untuk membangun interaksi positif, sinergi positif, menyamakan visi-misi, dan mengedepankan dialog dalam segala hal.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Ajak Pemuda Berperan Aktif Wujudkan Indonesia Emas 2045 di Peringatan Sumpah Pemuda
“Tentu saja kita berharap ada inovasi atau ide-ide cerdas dalam rangka upaya pencegahan perdagangan orang termasuk di dalamnya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Untuk itu tetap melakukan respon cepat sebagaimana yang telah kita lakukan selama ini,” jelas Indah.
Terkait inovasi, Indah mengapresiasi inovasi Layar Desa milik Camat Sabbang Selatan, Fatmawati Beddu. Menurutnya, inovasi tersebut bisa direplikasi untuk membentuk shelter pengaduan di tingkat desa. Kemudian mendorong secara khusus bagaimana meningkatkan kualitas peran ibu melalui pola pengasuhan positif.
“Tujuannya adalah mendekatkan pelayanan, sebab penjangkauan itu penting. Anggotanya adalah kader, ada tokoh masyarakat, ada tokoh agama di desa yang memang selalu dimintai pertimbangan. Mengapa ini penting? sebab tidak semua orang bisa mengadu/cerita terkait kekerasan yang dialami utamanya kekerasan verbal. Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan berangkat dari kekerasan verbal, dimulai dari saling adu mulut yang akhirnya berujung pada kekerasan fisik. Untuk itu inovasi layar desa saya harap bisa direplikasi dan dijaga keberlanjutannya,” pinta Indah yang hadir bersama Kepala DP3AP2KB Marhani Katma, Kepala Bappelitbangda Alauddin Sukri serta unsur Forkopimda lainnya.