ABATANEWS – Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meresmikan pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pangsa pasar domestik. Mesin ini sudah masuk ke dalam aplikasi SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah).
Mesin ini adalah hasil kolaborasi antara SMK St Mikael, Politeknik ATMI Solo, dan PT ATMI Solo. Kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri ini menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan vokasi mampu menghasilkan produk nyata untuk digunakan masyarakat.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, mengaku bangga dengan prestasi tersebut. Hal itu lantaran tak mudah untuk masuk ke dalam sistem SIPLah.
Baca Juga : Kemendikbud Temukan Adanya Paksaan Pakai Jilbab Siswi SMA di Bantul
“Produk CNC buatan SMK St. Mikael ini juga telah melewati uji aspek presisi, aspek durability, dan aspek konsistensi kepresisian dalam ribuan jam produksi. sudah sesuai standar industri,” terang Wikan di Surakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa bagi SMK ST Mikael atas kerja keras mereka. Apalagi mampu mengimplementasikan konsep Link and Super Match yang telah digaungkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbusristek.
Ia juga berharap agar sekolah lain dapat mencontoh praktik baik ini. Sehingga akan tercipta produk-produk lain yang bermanfaat melalui proses pembelajaran berbasis industri (teaching factory).
Baca Juga : Pemerintah Keluarkan Imbauan “Anak STM” Diminta Tidak Ikut Demo 11 April
“Dan tentunya pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning yang disingkat PjBL) di satuan pendidikan vokasi,” terang Wikan.