ABATANEWS – Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. drg. Muh. Harun Achmad, Sp. KGA., M.Sc., K.KKA, masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientists atau ilmuwan paling berpengaruh di dunia berdasarkan pemeringkatan dari Prof John Ioannidis bersama Jeroen Baas dan Kevin Boyack dari Standford University dan Elsevier BV.
Hasil pemeringkatan ini disampaikan lewat publikasi ilmiah berjudul Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators pada Rabu (20/10).
Prof Harun merupakan satu-satunya dosen peneliti Unhas yang masuk dalam daftar Top 2% World Rangking Scientists. Sekaligus, menobatkannya sebagai satu-satunya yang berprofesi sebagai dokter gigi di Indonesia yang lolos atas penelitiannya.
Baca Juga : Unhas Beri Sanksi Dosen Yang Terbukti Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi
Dalam Top 2% World Ranking Scientists yang dipublikasikan Stanford University tersebut, matriks penilaian berdasarkan pada basis data lebih dari 100 ribu saintis top. Basis data ini memuat informasi terstandar tentang sitasi, h-indeks, hm-indeks yang disesuaikan dengan penulisan bersama, serta indikator gabungan.
Saintis diklasifikasikan menjadi 22 bidang dan 176 sub-bidang keilmuan. Data sepanjang karier saintis diperbarui hingga akhir 2020. Pemilihan saintis yang masuk dalam daftar “Top 2% World Ranking Scientists” didasarkan pada posisi 100 ribu teratas berdasarkan skor-c, dengan dan tanpa self-citation atau ranking persentil 2% atau lebih.
Pada kesempatan wawancara, Rabu (03/11) Prof. Harun mengatakan capaian ini sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Sejak awal, dirinya hanya fokus untuk memberikan kontribusi keilmuan yang dimiliki dengan sepenuh hati. Bahkan, ketika fokus untuk mulai menulis pada 2015, Prof. Harun belum mengenal secara jauh tentang scopus dan riset lainnya.
Baca Juga : Andi Sudirman Raih Penghargaan ‘Alumni Fakultas Teknik’, Rektor Unhas: Selamat Pak Gub
“Bisa dikatakan saya termasuk baru dalam hal ini, mulai berpacu fokus menulis pada 2016. Pada tahun 2015, jenjang Doktor saya selesai. Saya mencalonkan sebagai Kepala Prodi, tapi gagal. Namun, hal ini tidak membuat saya jatuh dan mengambil positifnya bahwa mungkin jabatan tersebut tidak sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Sehingga, saya mulai berpikir untuk mengembangkan diri dalam hal lain, hingga akhirnya saya suka dengan penelitian dan pengabdian,” jelas Prof. Harun.
Prof Harun sebagai guru besar FKG Unhas sudah banyak terlibat aktif dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk memaksimalkan perannya sebagai akademisi, beliau banyak berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam berbagai program yang sesuai bidang keilmuan seperti Pemda Luwu Timur hingga Jeneponto.
Nama Prof. Harun dimasukkan dalam daftar Top 2% ilmuwan paling berpengaruh di dunia setelah dipublikasikan Stanford University dan Elsevier BV.
Baca Juga : Unhas Siapkan Kurikulum Ekonomi Biru, Menteri Trenggono Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan
Diketahui, hanya 58 ilmuwan dari Indonesia dari lembaga riset dan perguruan tinggi yang lolos.
Beliau juga merupakan profesor muda yang telah dinobatkan sebagai periset unggul Unhas pada 2019 lalu. Selain itu, beliau juga terpilih sebagai reviewer nasional dan internal sejak 2015 hingga sekarang. Banyak karya yang dihasilkan seperti telah menerbitkan 10 buku yang berisikan tulisan ilmiah beliau.
“Tentu saya merasa senang, hal ini manusiawi. Mungkin sebagian orang melihat capaian tersebut diraih dengan mudah. Padahal prosesnya sangat panjang. Selama ini saya mempunyai prinsip yang disebut TIM (Trust, Integration Mindset). Prinsip ini selalu saya pegang dalam keseharian untuk bisa berkembang dan berkontribusi untuk kemaslahatan masyarakat secara meluas,” tambah Prof. Harun.
Baca Juga : Indeks Risiko Bencana di Sulsel Tertinggi di Kabupaten Luwu
Lebih lanjut, Prof. Harun menambahkan bahwa secara umum peneliti Indonesia memiliki peluang yang besar untuk memberikan kontribusi terbaik sesuai keilmuan yang dimiliki dengan terus memaksimalkan kemampuan dan potensi diri. Beliau mengatakan, penelitian yang dilakukan haruslah menarik, mempunyai sifat kebaruan dengan ide yang luar biasa serta tetap mengedepankan etika.
“Ini sebenarnya beban dan tantangan juga, karena keterlibatan yang diharapkan juga harus ditambah. Ini juga menjadi kado saya untuk Ibu Rektor di akhir masa jabatan beliau. Saya sangat mengagumi beliau dari berbagai hal terutama aspek religius dan kepemimpinan beliau. Semoga bisa memotivasi para peneliti utamanya Unhas untuk terus terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan tridarma,” tutup Prof. Harun.