ABATANEWS, TAKALAR – Partai Golkar kembali menggelar Golkar Peduli. Kali ini lewat Pengurus DPD II Partai Golkar Takalar.
Kader Pohon Beringin itu bergerak cepat menyikapi kebakaran hebat yang terjadi di Desa Galesong Baru, Kecamatan Galesong, sekira pukul 22.50 Wita, Selasa (28/09/2021) malam.
Sekretaris DPD II Golkar Takalar, H Ziaurrahman Mustari mengatakan, Golkar Peduli merupakan amanat langsung Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe yang mewajibkan kader untuk membatu masyrakat yang terkenah musibah.
Baca Juga : Pastikan Bantuan Logistik bagi Warga Terdampak, Arwin Azis Kunjungi Lokasi Kebakaran di Bontoala
“Kita langsung berkordinasi secara cepat di internal untuk memberikan bantuan bagi korban. Alhamdulillah, sembako dapat kita suplai hari ini untuk mengurangi beban para korban “papar Ziaurrahman Mustari, Rabu 29 September 2021.
Mantan komisoner KPU Sulsel itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi meringankan beban para korban kebakaran.
“Melihat kondisi pasca kebakaran, rasanya butuh recovery yang agak berat berat bagi para korban untuk dapat kembali dalam kondisi normal. Saya kira semua elemen harus berpartisipasi meringankan beban materil dan psikis para korban.”tambah Ziaur.
Baca Juga : Cemburu Usai Melihat Istri Selingkuh, Pria di Makassar Bakar 33 Rumah
Bagi Golkar, tragedi kemanusiaan seperti ini bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun juga menuntut kebersamaan semua pihak tanpa mengedepankan arogansi pribadi dan golongan.
Turut mendampingi Ziaurrahman, mantan Wakapolres Takalar, Dr Najamuddin yang kini bergabung di Partai Golkar. Najamuddin juga merupakan putra asli Galesong.
Tak ketinggalan ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Takalar, Muhtar Maluddin dan para fungsionaris DPD II Partai Golkar Takalar.
Baca Juga : Kebakaran Hebat di Makassar, 14 Rumah Hangus Dilalap Api
Diperkirakan, kerugian akibat kebakaran ini mencapai 500 juta rupiah. Para korban kebakaran yakni Samina Daeng Pajja, Donggeng Daeng Ngasa, Daeng Talli, Kadir Daeng Tata, Pudding, Piang, Sala’ dan H.Samsu kini harus hidup dengan kondisi terbatas dan seadanya.(*)