ABATANEWS, JAKARTA — Google telah memperkenalkan model kecerdasan buatan (AI) terbarunya, Gemini 2.0 Flash Thinking Experimental, sebagai inovasi baru dalam pengembangan teknologi AI bernalar (reasoning). Teknologi ini dirancang untuk mampu berpikir secara logis dan menyerupai cara berpikir manusia.
Menurut Logan Kilpatrick, Lead Product Google AI Studio, Gemini 2.0 Flash Thinking Experimental menjadi tonggak awal bagi Google dalam menghadirkan model AI dengan kemampuan bernalar tinggi. Hal ini memungkinkan pengguna menyelesaikan berbagai persoalan kompleks di bidang matematika dan sains.
Lebih dalam, Chief Scientist DeepMind, Jeff Dean, menjelaskan bahwa model ini dirancang untuk berpikir secara bertahap dan berulang guna mencapai jawaban yang akurat. Proses berpikir tersebut meniru cara kerja manusia dalam memecahkan masalah, sehingga Gemini dapat memberikan jawaban yang lebih terstruktur.
Dalam demonstrasi publik, Logan Kilpatrick menyoroti kemampuan Gemini saat menghadapi teka-teki logika. Salah satu contohnya adalah menjumlahkan tiga dari empat angka pada gambar bola biliar—7, 9, 11, dan 13—menjadi 30. Meskipun secara matematis mustahil, Gemini 2.0 mengatasi masalah ini dengan kreatif, membalik angka 9 menjadi 6. Hasil akhirnya, kombinasi angka 6, 11, dan 13 menghasilkan 30 dalam waktu 9,1 detik.
Jeff Dean juga menunjukkan keunggulan Gemini dalam menjawab soal fisika. Proses penyelesaian soal dilakukan secara bertahap, dan hasil yang benar tercapai dalam waktu 37,7 detik. Meski kecepatan menjawabnya tidak instan, model ini tetap dinilai efektif berkat pendekatan reasoning yang solid.
Pengguna yang penasaran dapat mencoba Gemini 2.0 melalui platform AI Studio mulai pekan ini. Namun, Google belum mengumumkan secara resmi kapan model ini akan dirilis untuk penggunaan yang lebih luas.
Dengan Gemini 2.0 Flash Thinking Experimental, Google tampaknya ingin menetapkan standar baru dalam teknologi AI reasoning, membuka jalan bagi solusi yang lebih inovatif di masa depan.