ABATANEWS, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali menghadiri pertemuan IMF-World Bank Group (WBG) 2022 dan 2nd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) di Washington D.C., Amerika Serikat. Isu utama dalam pertemuan IMF-WBG adalah kondisi perekonomian global dan geopolitik terkini, dan topik-topik kerjasama bilateral lainnya. Sementara, agenda pembahasan 2nd FMCBG-G20 yaitu risiko ekonomi global, isu kesehatan global, arsitektur keuangan internasional, dan pembiayaan berkelanjutan.
Menkeu dalam Konferensi Pers FMCBG G20 pada Rabu (20/4/2022) di Washington mengatakan bahwa para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 telah melaksanakan pertemuan pada Rabu, 20 April 2022 di kantor pusat IMF untuk kedua kalinya di bawah kepresidenan G20 Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para anggota G20 yang mengundang negara-negara tersebut, termasuk Ukraina dan organisasi internasional dan regional.
“Pertemuan itu diadakan dalam situasi yang menantang karena perang Rusia melawan Ukraina berlanjut dan dampaknya dirasakan oleh negara-negara di luar Eropa. Para anggota menyatakan keprihatinan mendalam tentang krisis kemanusiaan, dampak ekonomi dan keuangan akibat perang, dan menyerukan diakhirinya perang sesegera mungkin,” jelas Menkeu Sri Mulyani, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, pada Kamis (21/4/2022).
Baca Juga : Sri Mulyani Diminta Prabowo Kembali Jadi Menteri Keuangan
Menkeu mengatakan banyak negara anggota mengutuk perang sebagai hal yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan, serta merupakan pelanggaran hukum internasional. Beberapa anggota juga mengungkapkan keprihatinan tentang konsekuensi ekonomi dari sanksi tersebut.
Anggota memiliki pandangan yang sama bahwa perang dan tindakan terkait telah dan akan terus menghambat proses pemulihan ekonomi global yang menimbulkan kekhawatiran, khususnya pada ketahanan pangan dan harga energi. Negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan akan sangat terpengaruh karena mereka menghadapi tantangan seperti ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi.
Baca Juga : Sri Mulyani Keluarkan Aturan Baru, Pajak Boleh Intip Isi Rekening Bank
“Para anggota menggarisbawahi peran penting G20 sebagai forum utama kerja sama ekonomi internasional untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang beragam dan kompleks saat ini. Anggota juga mendukung adaptasi agenda yang ada untuk memungkinkan G20 mengatasi dampak ekonomi dari perang sambil juga mempertahankan komitmen untuk mengatasi tantangan global yang sudah ada sebelumnya dan memimpin dunia kembali pada pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, inklusif, serta seimbang,” lanjut Menkeu.
Para anggota berbagi pandangan bahwa perang telah membuat pertumbuhan global serta pemulihan jauh lebih kompleks dan melemahkan upaya global yang ada dalam menangani kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi dan kesehatan, utang yang tinggi di negara-negara yang rentan, dan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.