ABATANEWS, SURABAYA —Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan strategi pemberantasan korupsi. Salah satunya dari segi penindakan. Firli mengatakan, pihaknya siap menindak tegas terhadap pelaku korupsi. Hal itu juga untuk menimbulkan efek jera.
Namun penindakan macam itu pun, kata Firli, kini mendapatkan tantangan. Dia menyebut, orang-orang sudah tak takut dengan hukuman penjara.
“Saya ingin katakan saat ini banyak orang yang tidak takut dengan hukuman penjara. Kita beruntung ada UU Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. Sehingga kita mampu merampas seluruh harta kekayaan pelaku korupsi,” kata Firli dalam pembukaan road to Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Jawa Timur, pada Kamis (1/12/2022).
Baca Juga : Komisi III DPR RI Resmi Tetapkan Pimpinan KPK, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
Firli mengatakan, KPK memaksimalkan penggunaan undang-undang tersebut. Sehingga menimbulkan efek jera.
“Sehingga mau tidak mau dia akan dimiskinkan karena melakukan perbuatan korupsi, yang tadinya ingin memperkaya diri sendiri tapi karena korupsi justru membuat dirinya miskin. Kalau Bapak dan Ibu sekalian tidak mau miskin, jangan lakukan korupsi,” kata Firli, dikutip dari Kumparan.
Dalam kesempatan yang sama, Firli juga menjawab soal anggapan pihak tertentu yang menilai bahwa korupsi semakin menjadi-jadi saat ini. Firli menyebut, sejatinya keberhasilan penindakan korupsi bukan dilihat dari jumlah orang yang ditangkap.
Baca Juga : Komisi III DPR RI Jadwalkan Pleno Penetapan Pimpinan KPK pada Kamis Pekan Ini
“Kalau hanya melihat keberhasilan pemberantasan korupsi dari berapa orang yang ditangkap, bukan ukuran itu. Karena Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan dalam satu kesempatan, kinerja aparat penegak hukum tidak hanya diukur dengan berapa banyak orang ditangkap dan dipenjarakan, tetapi kinerjanya harus bagaimana harus orang tidak kembali melakukan kejahatan itu,” ucap Firli.
Dia mengaku mencatat ucapan Jokowi tersebut, sembari berkelakar hal tersebut merupakan kebiasaan sejak ia menjabat sebagai ajudan Wakil Presiden RI.
“Nih, saya catat pak. Ini kan (saya) mantan ajudan Wapres jadi rajin catat pak. Saya kan mantan ajudan Pak, ajudan Wakil Presiden Republik Indonesia, Profesor Doktor Boediono. Ini saya catat ini, ini Pak Jokowi yang ngomong bukan saya,” ujarnya.
Baca Juga : Hebatnya Gubernur Kalsel Sembunyi yang Bikin KPK Cuma Bisa Urut Dada
Dia pun menyinggung soal ukuran kinerja pemberantasan korupsi. Menurutnya, hal tersebut bisa dilihat dari Indeks Perilaku Antikorupsi (IPAK). Angkanya, semakin tahun semakin baik.
Dia mencontohkan, pada 2019, KPK mendapatkan skor IPAK 3,70 dari rentang angka 0-5. 0 artinya tingkat antikorupsi buruk, sementara 5 sangat baik.
“Nah 2020 naik pak 3,84. 2021 3,88, 2022 naik 3,93. Ini ada makna pak, karena rentangnya 0-5. Semakin angka dekati 0 semakin korupsi, jangan dibalik. Siapa tahu nanti ada daerah angkanya 5, wah hebat. Tinggi nilai IPAK-nya. Sempurna,” pungkasnya.