ABATANEWS, JAKARTA – Warga Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo digegerkan dengan kemunculan fenomena alam yang tidak biasa. Peristiwa tersebut viral usai warga setempat merekam dan membagikan video butiran mirip jelly atau seperti agar-agar yang berserakan di jalanan.
Bahkan, seorang warga desa setempat bernama Erwan Saputra terkejut melihat adanya butiran jelly yang memenuhi pekarangan rumah dan jalan setelah desa diguyur hujan. Dia bersama beberapa warga sibuk mengambil wadah untuk menampung jelly-jelly tersebut.
Meski butiran jelly tersebut terasa lembut layaknya agar-agar, sebagian warga memilih untuk menghindar agar tidak terkena langsung oleh hujan tersebut. Erwan sendiri tidak tahu apakah hujan jelly terjadi di seluruh desa atau hanya terjadi di satu lokasi di desa tersebut lantaran peristiwa langka ini berlangsung pada malam hari.
Baca Juga : Miris, Remaja di Pati Diarak Warga Usai Curi Pisang Demi Nafkahi Adiknya
Diketahui, fenomena hujan jelly tersebut terjadi di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu (15/2/2025) sekitar pukul 20.00 WITA setelah hujan deras di wilayah tersebut.
Tanggapan BMKG
Menanggapi viralnya video tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo buka suara. BMKG meragukan kebenaran informasi adanya hujan jelly di Gorontalo.
Arimi Pratiwi Gani, petugas operasional BMKG Stasiun Meteorologi Djalaludin Gorontalo menjelaskan bahwa fenomena hujan jelly hanya terjadi di wilayah kutub atau jauh dari jalur khatulistiwa. Oleh karena itu, hujan jelly sangat tidak mungkin terjadi di Indonesia.
Baca Juga : Lirik Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ Tuai Kontroversi, Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi
“Secara umum, jika melihat dari video yang beredar, kejadian ini masih kurang jelas. Kami belum dapat memvalidasi kebenarannya. Hujan jelly biasanya terjadi di wilayah yang jauh dari jalur khatulistiwa, seperti daerah kutub,” ujar Arimi Pratiwi Gani dalam keterangannya.
BMKG mengimbau masyarakat Gorontalo agar tetap tenang dan tak mudah terpengaruh dengan informasi yang belum terverifikasi.
Klarifikasi Warga
Tidak lama setelah video tersebut viral, salah satu warga Desa Leayo memberikan klarifikasi terkait peristiwa tersebut. Melalui akun Facebook pribadinya, Santi Malahedi mengakui adanya kekeliruan.
Baca Juga : Dua Warga Banyuwangi Nekat Berangkat ke Makkah Naik Perahu Rakitan dari Galon
Santi memohon maaf lantaran sudah membuat kegaduhan di seluruh wilayah tentang hujan jelly. Dia mengaku tidak bermaksud untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks, melainkan hanya kaget melihat kejadian tersebut.
Setelah turun hujan, Santi kaget karena orang-orang ramai mengumpulkan jelly-jelly yang berserakan di jalan depan rumah hingga beberapa meter. Rasa terkejut itu membuatnya mengambil ponsel untuk melakukan siaran langsung.
Dalam siaran langsung tersebut, Santi mengatakan adanya hujan jelly tanpa memikirkan lebih lanjut. Apalagi warga lainnya juga kaget dengan fenomena ini.
Baca Juga : Pria Nekat Lompat dari Lantai 2 dan Gelantungan di Kabel Listrik
Ternyata hujan jeli tersebut bukan fenomena alam tetapi hasil permainan anak-anak di sekitarnya yang sengaja menyebarkan bulir-bulir jelly di jalan.
“Setelah kami telusuri secara detail ternyata itu hanya permainan anak-anak yang berbentuk serbuk dan kalau terkena air menjadi jelly-jelly atau agar-agar,” ujar Santi dalam video klarifikasinya.
Santi mengonfirmasi kepemilikan mainan jelly tersebut pada anak-anak yang bersangkutan.
Baca Juga : Perahu Boat Siswa SD Ini Mogok Saat ke Sekolah, Aksi Teman-temannya Tuai Pujian
“Anak-anak itu bermain serbuk jelly di siang hari sebelum turun hujan dan kejadian (hujan jelly) pada malam hari. Beberapa saat setelah hujan turun, serbuk-serbuk permainan anak-anak itu menjadi jelly-jelly,” tambahnya.
Santi menegaskan bahwa klarifikasi ini segera dilakukannya setelah mendapat jawaban yang jelas atas kejadian tersebut.
“Maka dari itu, saya juga baru klarifikasi. Sekali lagi, saya memohon maaf atas berita yang sudah saya sebarkan,” pungkas Santi.