Rabu, 29 Desember 2021 17:02

Faris Ramli Buka Suara Soal Gagal Penalti dan Aksi Psywar Asnawi

Faris Ramli Buka Suara Soal Gagal Penalti dan Aksi Psywar Asnawi

ABATANEWS – Pemain Singapura Faris Ramli akhirnya buka suara soal kegagalannya mengeksekusi tendangan penalti, saat leg kedua semifinal Piala AFF, pada Sabtu (25/12/2021) lalu.

Kala itu, Faris nyaris saja membawa timnya ke partai puncak, andaikan ia sukses membobol gawang Timnas Indonesia, di menit ke-89.

Insiden kegagalan Faris itu gempar. Bukan hanya karena gagal mengeksekusi penalti, tapi aksi dari kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam Bahar.

Baca Juga : Kapten Timnas Indonesia Asnawi Pulih dari Cedera, Siap Tampil di Laga Pembuka Piala Asia

Saat bola sepakan Faris berhasil ditepis oleh kiper Nadeo Argawinata, Asnawi langsung berlari ke depan Faris yang saat itu masih menyesali kegagalannya.

Asnawi melontarkan sebuah kalimat yang diduga “thank you”. Aksi psywar itu direspons berbeda dari berbagai penikmat, pecinta, hingga pengamat sepakbola. Ada yang mengkritik, tapi ada juga yang menanggapi santai.

Kendati hingga saat ini Asnawi belum pernah membeberkan apa yang disampaikan saat itu, tapi banyak yang memastikan, bila Asnawi mengucapkan “thank you” kepada Faris, berdasarkan gerakan bibirnya dalam video rekaman ulang pertandingan.

Baca Juga : Dua Pemain Abroad Indonesia Segera Gabung Timnas di Surabaya

Rupanya, Faris pun tak mengingat, apa yang dikatakan pemain bernomor punggung 14 itu.

“Itu adalah perasaan terburuk yang pernah ada. Satu-satunya pikiran yang terlintas di benak saya adalah: ‘lBagaimana saya bisa melewatkannya?,” beber Faris dikutip dari Strait Times.

“Saya bahkan tidak menyadari kapten Indonesia itu berbicara kepada saya. Saya mendengar suaranya tetapi tidak dapat menangkap apa yang dia katakan. Saya berterima kasih kepada Shahdan [Sulaiman] dan beberapa pemain kami yang berdiri di samping saya,” tambahnya.

Baca Juga : Resmi Diperkenalkan, Ini Alasan Asnawi Mangkualam Gabung Joennam Dragons

Faris menambahkan keputusannya mengambil penalti adalah instingnya semata. Namun, keputusan tersebut malah menghantuinya hingga kini.

“Saya tahu tim butuh seseorang. Saat itu, itu adalah insting saya untuk mengambil bola dan menendang penalti. Saya berbohong jika saya bilang tidak memikirkan momen itu. Itu selalu berputar ulang di kepala saya,” tandasnya. (*)

Komentar