ABATANEWS, MAKASSAR – Bek PSM Makassar, Erwin Gutawa ikut merespon adanya rasisme hingga aksi bullying yang dilakukan sejumlah warganet di media sosial. Aksi tak terpuji itu ramai beredar usai laga Persija Jakarta versus PSM Makassar.
Laga yang berlangsung di SUGBK Jakarta pada 3 Juli 2023 itu, menghasilkan skor imbang 1-1. Namun, pemain PSM Makassar mendapat sorotan lantaran dianggap mengulur-ulur waktu dengan sengaja mengalami cedera.
Atas tindakan itu, unggahan PSM Makassar di Instagram diserang pecinta sepakbola tanah air yang kecewa dengan aksi tersebut. Tak sedikit pula yang menghujat dengan komentar rasisme hingga mem-bullying pemain.
Baca Juga : PSM Raih Hasil Imbang Atas Semen Padang, Bernardo Tavares Akan Evaluasi Tim
Aksi rasisme hingga bullying itu lantas viral di media sosial. Bahkan ada yang telah meminta maaf usai melakukan tindakan tersebut.
Erwin pun menyindir para pelaku rasisme dan bullying yang hanya bisa memberi pernyataan tanpa berpikir panjang. “Ujung-ujungnya minta maaf dengan alasan khilaf dan lain-lainnya,” tulis Erwin Gutawa melalui akun Instastory Instagram pribadinya dilihat Rabu (5/7/2023).
Padahal kata Erwin, para pelaku rasisme dan bullying mengeluarkan kata-kata tidak pantas dengan keadaan sadar. Ia pun meminta Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia atau APPI untuk segera bertindak.
Baca Juga : Dua Pemain PSM Makassar Dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024
Bahkan, ia meminta APPI agar tidak segan-segan menempuh jalur hukum jika ada yang melakukan rasisme dan bullying kepada pemain sepakbola di Indonesia. “Tolong orang-orang ini dihukum/dipenjara @appi.official biar tidak terulang terus menerus,” minta Erwin Gutawa.
APPI sendiri, telah melakukan kolaborasi dengan Bareskrim Polri. Kolaborasi ini dilakukan atas maraknya aksi rasisme dan bullying terhadap pemain sepakbola di Indonesia.
“Inisiasi ini akan menjadi muara terbentuknya kerjasama dengan Bareskrim Polri. Dikarenakan maraknya hujatan yang menjurus terhadap rasisme, pelecehan dan tindak pidana siber yang tidak kian surut. Yang membuat sepakbola Indonesia tidak menjadi kondusif justru justru memunculkan perpecahan,” tulis APPI dalam unggahannya di Instagram dikutip Selasa (4/7/2023).
Baca Juga : Tavares Harap Bisa Beri Kado Ulang Tahun 109 Tahun PSM Dengan Menang Lawang Kediri
Pihak APPI juga memaparkan pasal yang akan dikenakan pelaku yang melakukan tindakan rasisme atau mengeluarkan kata-kata tidak pantas di media sosial. Yakni, pelaku rasisme dapat dijerat pidana berdasarkan Pasal 28 UU ITE Pasal 4 Jo. Pasal 16 UU No 40 Pasal 156 KUHP.
Sementara pelaku bullying dapat dijerat pidana berdasarkan pasal 45 UU ITE, Pasal 310 dan/atau 311 KUHP. Dengan adanya pasal yang ditetapkan diharapkan pelaku rasisme dan bullying dapat lebih bijak dalam berujar di media sosial.
“Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi gerakan/kampanye bersama melawan bullying/perundingan online. Termasuk rasisme agar terciptanya ketertiban dalam masyarakat dan pencinta sepakbola Indonesia secara khusus,” demikian pernyataan APPI.