ABATANEWS, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan 30.000 pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) go digital dalam waktu dekat ini. Sejauh ini, pemerintah telah menggandeng sejumlah platform e-commerce. Makanya, tercatat sudah ada 20.000-an UMKM di tanah air yang telah melek teknologi.
“Mudah-mudahan acara hari ini, tadi kita bisa mendorong makin banyak UMKM yang tentu online targetnya 50.000, kemarin sudah 20.000, sekarang kalau bisa 30.000,” ungkap Erick Thohir saat ditemui wartawan di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (29/8/2022).
Langkah Kementerian BUMN melalui perusahaan pelat merah ini sejalan dengan perubahan digitalisasi saat ini. Erick menilai jika tidak dilakukan adaptasi, maka UMKM hanya akan menjadi penonton di rumahnya sendiri. “Dunia sudah berubah, kalau kita tidak beradaptasi, tadi yang disampaikan oleh para sahabat kita, tidak ngerti digital, kita nggak akan maju-maju karena digital ini akan membuat lapangan pekerjaan berubah, jenis usaha berubah, jadi perubahan ini kita harus lakukan,” kata dia.
Baca Juga : Erick Thohir Prediksi Ole Romeny Bisa Bermain Dengan Timnas Indonesia Maret 2025
Mantan Presiden Inter Milan itu memang pede bahwa Indonesia akan menjadi pemain dalam industri digital terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) pada 2030. Optimisme ini didasarkan pada potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp4.500 triliun pada 2030. Tercatat, hasil survei United Nation Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 44 persen UMKM yang telah bergabung dan berjualan di platform e-commerce selama pandemi. Riset lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020 turut mencatat tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di salah satu platform e-commerce, Tokopedia, selama pandemi yaitu Bali (66,2%), Yogyakarta (42,2%) dan DKI Jakarta (28,3%).