ABATANEWS, PURWAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan LPG tidak akan dihapuskan meski ada program konversi ke kompor listrik. Namun, penggunaan LPG akan disesuaikan demi mengurangi biaya impor yang membebani keuangan negara.
“LPG bukan berarti kita harus hapuskan, tidak mungkin. Tapi harus kita seimbangkan,” ungkap Erick di Pasar Murah Purwakarta, Jawa Barat, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan impor LPG mencapai Rp70 triliun setiap tahunnya.
Baca Juga : Erick Thohir Prediksi Ole Romeny Bisa Bermain Dengan Timnas Indonesia Maret 2025
Erick juga menjelaskan program konversi kompor listrik dilakukan kepada masyarakat yang berminat, misalnya rumah tangga yang diisi anak muda. Menurutnya, anak muda menginginkan sesuatu yang sederhana dan tidak rumit seperti kompor listrik.
“Kalau ada yg berkeinginan mengganti kompor listrik, misalnya anak-anak muda Indonesia, kan anak-anak muda ini enggak mau ribet. Di mana kompor LPG-nya dicolok, ditukar, dibeli, anak muda biasanya nggak mau ribet kan. Nah dengan kompor listrik kan mereka bisa langsung proses,” kata Erick.
Pemerintah berencana melakukan konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik. Uji coba sudah dilakukan di dua kota, Solo dan Denpasar, dengan membagikan 1.000 paket kompor listrik di masing-masing kota.
Baca Juga : Dipermalukan Jepang Dihadapan Publik Sendiri, Erick Thohir Ancam Mundur dari Ketum PSSI
Pemerintah juga berencana membagikan paket kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga yang menjadi sasaran tahun ini. Rumah tangga penerima paket kompor listrik ini adalah yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.