ABATANEWS — Elon Musk telah menjadi orang pertama di dunia yang melewati ambang batas kekayaan bersih US$300 miliar (setara Rp4.268 triliun, kurs hari ini).
Kekayaan bersih Elon Musk mencapai US$ 302 miliar (Rp 4.297 triliun) pada hari Kamis, menurut Indeks Miliarder Bloomberg.
Dilansir DailyMail, kekayaannya melonjak setelah saham Tesla naik US$10 miliar dalam sehari usai perusahaan mobil listrik itu menandatangani kesepakatan besar dengan Hertz untuk membeli 100.000 kendaraannya.
Baca Juga : Elon Musk Dukung Trump di Pemilu AS 2024, Khawatirkan Masa Depan Demokrasi
Elon Musk sekarang memiliki kekayaan lebih dari US$100 miliar di atas pendiri Amazon Jeff Bezos yang berstatus terkaya kedua dunia. Kekayaan Bezos mencapai US$ 199 miliar.
Musk sekarang bernilai lebih dari PDB (Produk Domestik Bruto) tahunan negara-negara seperti Mesir, Portugal, Republik Ceko, Yunani, Qatar, dan Finlandia.
Dia juga bernilai lebih dari nilai pasar PayPal, perusahaan yang dia dirikan bersama, serta raksasa streaming Netflix.
Baca Juga : Budi Arie Ungkap Tak Ada Kantor X di Indonesia
Nilai Musk bahkan melebihi penilaian gabungan Forbes dari Dallas Cowboys, New York Yankees, New York Knicks, serta tim sepak bola papan atas Barcelona dan Real Madrid ($25,4 miliar).
Para ahli baru-baru ini memperkirakan Musk akan menjadi triliuner pertama di dunia, tetapi mengatakan kekayaan itu akan datang dari usaha SpaceX-nya, bukan Tesla.
Musk telah mengecam rencana Presiden Joe Biden untuk mengenakan pajak pendapatan miliarder untuk membayar tagihan pengeluaran yang diusulkannya ketika CEO Tesla melihat nilai perusahaannya mencapai US$1 triliun dan kekayaan pribadinya meningkat dengan rekor satu hari sebesar US$36 miliar.
Baca Juga : Kominfo: Kalau Starlink Tak Punya NOC Bisa Jadi Rumah Judi dan Bokep
Musk mentwit menanggapi tweet yang kritis terhadap ide Partai Demokrat untuk pajak miliarder baru demi membantu pendanaan layanan sosial dan penanganan perubahan iklim oleh Biden .
Orang terkaya di dunia itu meramalkan bahwa rencana Demokrat untuk mengenakan pajak pada orang kaya akhirnya akan diperluas untuk memasukkan pungutan baru pada kelas menengah Amerika.