Jumat, 31 Januari 2025 10:18

Efisiensi Anggaran Kementan, Strategi Amran di Tengah Tantangan Iklim

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman jagung sekaligus menyerahkan bantuan dan berdialog dengan petani di Desa Labuan, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis (25/1/2024).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman jagung sekaligus menyerahkan bantuan dan berdialog dengan petani di Desa Labuan, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis (25/1/2024).

ABATANEWS, JAKARTAKementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan strategi inovatif dalam menghadapi tantangan produksi pangan nasional dengan mengoptimalkan alokasi anggaran.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan refocusing anggaran sepanjang 2024 menjadi faktor kunci dalam peningkatan produksi pangan, meskipun Indonesia menghadapi fenomena El Niño.

Dengan memangkas anggaran kegiatan non-prioritas seperti perjalanan dinas, seminar, dan rehabilitasi kantor, Kementan berhasil mengalihkan dana sebesar Rp 1,7 triliun untuk sektor produksi pangan. Hasilnya, nilai produksi pangan meningkat hingga Rp 17 triliun.

Baca Juga : Mentan Amran Jamin Stok Beras Terpenuhi Meski Banyak Wilayah Alami Cuaca Ekstrem

“Kantor ini tidak akan runtuh sampai lima tahun, kita tunda saja. Seminar, karangan bunga, cipika-cipiki, cut,” ujar Amran di Jakarta, pada Kamis (31/1/2025).

Dana yang dialihkan digunakan untuk pengadaan benih, pompa, serta alat dan mesin pertanian (Alsintan), khususnya bagi petani jagung dan beras.

Salah satu dampak signifikan dari kebijakan ini adalah peningkatan Indeks Pertanaman (IP), yang memungkinkan petani menanam hingga tiga kali setahun dari sebelumnya hanya sekali.

Baca Juga : Mentan Amran Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Program Cetak Sawah di Merauke

Jawa menjadi fokus utama dalam distribusi pompa air, mengingat potensinya yang tinggi dengan luas sawah mencapai 500.000-700.000 hektare.

“Pompa kami fokuskan di Jawa. Karena Jawa yang paling potensi, ada sungai, kemudian ada sawah. IP-nya 1 dijadikan 3 kali tanam,” jelas Amran.

Efektivitas strategi ini terbukti dengan keberhasilan Indonesia mengekspor 50.000 ton jagung pada Mei 2024 serta meningkatnya produksi beras sebesar 1,49 juta ton dalam periode Agustus-Desember 2024.

Baca Juga : Mentan Amran Copot Pejabat Eselon II yang Terima Suap Rp700 Juta

Lebih mengejutkan, produksi padi dalam negeri di awal 2025 menunjukkan lonjakan hingga 50 persen pada musim panen Januari-Maret.

“Alhamdulillah kita refocusing. Di saat El Niño, La Niña, dan kekeringan, tapi produksi tertinggi dalam lima bahkan sepuluh tahun terakhir,” tegas Mentan, merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS).

Komentar