ABATANEWS, MALANG – Manajemen Arema FC mempertimbangkan untuk membubarkan diri. Keputusan sementara itu merupakan buntut dari tragedi Kanjuruhan dan sejumlah kekisruhan yang terjadi.
Seperti diketahui, Arema FC mendapat sanksi dari PSSI usai tragedi yang merenggut 135 nyawa pada Oktober 2022 lalu itu. Mereka dilarang bermain di kandang dan mendapat sanksi denda.
Tidak sampai di situ. Arema juga mendapat penolakan dari sejumlah klub dan daerah yang ingin dituju oleh Arema sebagai homebase-nya saat ingin bertanding. Akhirnya, sejumlah laga yang mesti dimainkan jadi tertunda.
Baca Juga : Ada Ivar, Justin Hingga Rafael, Ini Daftar Sementara Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF
Teranyar, pada Minggu (29/1/2023) sejumlah suporter Arema FC melakukan demonstrasi dan merusak kantor Arema FC.
Makanya, Komisaris PT Arema Aremamania Bersatu Berprestasi Indonesia, Tatang Dwi Arfianto mengakui, situasi sulit ini sangat merugikan pihak klub. Olehnya, manajemen mempertimbangkan akan membubarkan klub ini kalau kondisinya terus-menerus seperti ini.
Baca Juga : Erick Thohir Perkenalkan Calon Striker Baru Timnas Indonesia
“Upaya yang ditempuh dan dihadapi klub Arema FC pasca musibah Kanjuruhan sudah dilakukan, mulai membuka crisis center untuk membantu oenanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pudana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi, memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan. Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” paparnya.
“Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jikadirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” jelas Tatang.