Minggu, 05 Juni 2022 14:17

DPRD dan KPU Makassar Bahas Data Pemilih Jelang Pemilu 2024

Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo menerima kunjungan silaturahmi Komisioner KPU Makassar di Gedung DPRD Makassar, Jl AP Pettarani, Jumat (3/6/2022). (Dok Rudianto Lallo)
Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo menerima kunjungan silaturahmi Komisioner KPU Makassar di Gedung DPRD Makassar, Jl AP Pettarani, Jumat (3/6/2022). (Dok Rudianto Lallo)

ABATANEWS, MAKASSAR — Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo menerima kunjungan silaturahmi Komisioner KPU Makassar di Gedung DPRD Makassar, pada Jumat (3/6/2022).

Kehadiran Ketua KPU Makassar Farid Wadji yang didampingi dua komisioner lainnya Romy Harminto dan Gunawan Mashar membahas data pemilih 2024.

“Banyak hal yang harus dibenahi bersama dengan KPU, Legislatif dan Eksekutif, diantaranya tentang data daftar pemilih tetap (DPT) yang selalu tidak selaras yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Capil (Dukcapil) dengan KPU Makassar,” ujar Rudianto Lallo, dalam keterangan tertulisnya, pada Ahad (5/6/2022).

Baca Juga : Rudianto Lallo Ingatkan Polisi Jaga Netralitas di Pilkada 2024

Legislator dua periode itu menginginkan pemilu di Makassar harus berjalan sehat, damai dan adil, olehnya hal yang paling utama dibenahi oleh pemerintah dan penyelenggara adalah data. Perbedaan data dianggap dapat merusak jalannya demokrasi.

“Kami inginkan KPU dan Dukcapil sejalan. Datanya selaras, bukan ada yang datanya 1 juta pemilih ada yang kurang. tentunya ini akan menjadi pertanyaan dan dapat menimbulkan konflik jika dibiarkan larut,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPU Makassar Farid Wadji membenarkan jika hingga saat ini data KPU dengan Dukcapil masih berbeda. Keterlibatan DPRD sangat diharapkan untuk menjadi jembatan agar komunikasi dapat berjalan baik.

Baca Juga : Andi Arwin Azis Tegaskan Penyusunan RAPBD 2025 Telah Berpedoman Pada UU

“Kita harapkan sinergitas KPU, Dukcapil maksimal. Jujur saya sampaikan ada banyak data yang kami miliki penduduknya tidak di Makassar, bahkan tidak pernah ada. Hal kecil seperti ini mesti dilakukan rembuk bersama,” kata Farid.

Farid menceritakan sejumlah pengalaman aneh saat mendata warga. Disebutkan beberapa rumah telah memiliki 5-6 kartu keluarga (KK) didalamnya, tetapi pemilik rumah yang sesungguhnya tidak tahu menahu soal warga yang tercatat itu.

“Jadi satu rumah dengan banyak KK didalamnya hal yang biasa, tapi yang aneh jika pemilik rumah sesungguhnya tidak tahu ada KK selain dirinya. Ini kami anggap fiktif. harus didiskusikan bersama dan kasus ini banyak di Makassar,” ujarnya.

Baca Juga : Logistik Pilkada Serentak di Makassar Telah 100 Persen

Farid juga menambahkan sering menemukan warga yang sudah meninggal puluhan tahun lalu tetapi masih terdaftar sebagai pemilih tetap, kasusnya hampir merata di seluruh kelurahan di Makassar.

“Jadi data orang mati itu tidak terlapor, sehingga jika tidak didata dengan baik, maka ini mempengaruhi daftar pemilih tetap, lagi-lagi hal ini kami ingin tuntaskan,” katanya.

Penulis : Imam Adzka
Komentar