ABATANEWS, MAKASSAR – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar ikut berperan aktif dalam mengembangan Bank Sampah yang ada di Lorong Wisata (Longwis). Salah satunya Longwis Silves di Jalan Pelita Raya Lr 2, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
DLH Makassar hadir dengan memasukkan 3 program khusus sampah anorganik yang langsung dirasakan oleh warga Longwis Silves.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Aryati Puspasari Abadi, mengungkapkan 3 program khusus sampah anorganik diantaranya, budidaya maggot, minyak jelanta, dan ekoenzim.
Baca Juga : Pemkot Makassar Pamerkan Lorong Wisata di ASCN Laos
“Adanya Longwis ini, DLH hadir dengan menginsert 3 program khusus sampah anorganik, ternyata hasil survei kami di akhir 2021 yang justru banyak dihasilkan oleh masyarakat selama ini adalah sampah organik atau sampah makanan. Nilainya diangka 52-55 persen,” kata Aryati Puspasari, Sabtu (26/11/2022).
Aryati menjelaskan, membudidayakan maggot sangat bermanfat bagi masyarakat, sebab pakan maggot berasal dari sisa-sisa makanan yang biasanya dibuang oleh ibu-ibu rumah tangga.
“Sisa-sisa makanan yang dibuang oleh ibu-ibu rumah tangga bisa langsung dibawa ke bank sampah untuk dijadikan pakan magot,” ujarnya.
Baca Juga : Promosi dan Laporkan Masalah Lorong Wisata, Kominfo Makassar Bentuk KIM di Manggala
Magot juga banyak fungsinya sebagai bahan pakan ikan dan ternak. “Proteinnya juga lebih tinggi,” tuturnya.
Selain itu, sampah sisa-sisa makanan juga bisa dijadikan kompos buat ibu-ibu yang memelihara tanaman atau sayuran.
Sedangkan untuk minyak jelanta, Aryati menuturkan, minyak itu dapat dikumpulkan di Bank Sampah dan ditukar minyak goreng.
Baca Juga : Di Hadapan Utusan Khusus Presiden, Danny Pomanto Paparkan Lorong Wisata
“Di Bank Sampah kami siapkan, ada bank minyak jelanta, jadi ibu-ibu yang punya minyak jelanta tidak perlu buang ke drainase, bisa di bawa ke bank sampah untuk ditukar menjadi minyak goreng,” tukasnya.
Dia menandaskan, warga yang mengumpulkan minyak jelanta ke bank sampah secara tidak langung dapat berkontribusi membantu pemerintah mengatasi permasalahan banjir.
“Hasil survei ibu-ibu sering membuang minyak jelanta ke drainase. Akibatnya itu jadi salah satu faktor banjir saat musim hujan sebab gumpalan minyak jelanta itu membuat drainase tersumbat karena kita ketahui air dan minyak itu tidak bisa menyatu sehingga terjadilah penyumbatan,” bebernya.
Baca Juga : Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia Tertarik Kunjungi Lorong Wisata
Sementara ekoenzim, lanjutnya, juga memliki banyak fungsi diantaranya bisa sebagai pembersih lantai, sabun cuci piring, desinfektan, bisa jadi pupuk cair, aroma terapi, bahkan bisa mejadi obat luka.
“Ini bahan dasarnya juga sangat sederhana dari sisa potongan sayur segar dan sisa buah atau kulit buah itu dicampur air, gula merah kemudian divermentasi,” jelasnya.
Olehnya itu, ia mengungkapkan adanya, program yang diinisiasi oleh Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto ini yakni bank sampah ditambah 3 program DLH Makassar diharapkan terus berjalan. Sebab mampu mengatasi permasalahan sampah yang ada di pemukiman warga.
Baca Juga : Kementan RI Beri Bantuan 1 Juta Bibit Cabai Untuk Lorong Wisata
Bahkan Aryati berharap sinergi antara masyakarat dan pemerintah kota terus berjalan karena sangat membantu pemerintah kota untuk meminimalkan sampah yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Kedepan kita berharap kalau ini massif dilakukan di setiap wilayah. Sampah yang terbuang ke TPA itu tinggal sampah residu atau sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan atau di daur ulang. Ini sangat membantu sekali dalam tata kelola sampah yang ada di TPA Tamangngapa,” tandasnya.