ABATANEWS.COM – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengaku sepak bola Indonesia seperti raksasa yang sedang tertidur. Hal itu ia sampaikan dalam wawancaranya dengan media Timur Tengah, Aljazeera di Doha, Qatar, Sabtu (27/4/2024).
Erick mengatakan sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Bahkan, sepak bola begitu melekat dan menjadi kultur tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
“Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia, sepak bola Indonesia tentu punya potensi yang besar, selama ini kita seperti raksasa tidur dan butuh bangkit kembali,” kata Erick.
Baca Juga : Ada Ivar, Justin Hingga Rafael, Ini Daftar Sementara Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF
Ungkapan yang disampaikan Erick Thohir memang tak ada salahnya. Pasalnya, sepak bola Indonesia sempat berjaya pada pertengahan tahun 1900-an.
Misalnya, Indonesia sempat mencicipi Piala Dunia yang digelar FIFA pada tahun 1947. Meski pada saat itu, Indonesia masih bernama Hindia-Belanda dan masih di bawah jajahan Belanda.
Bahkan sejarah mencatat bawah Timnas Indonesia pernah mengikuti Olimpiade Melbourne 1956. Kala itu, bukan lagi Hindia-Belanda melainkan Indonesia yang telah lepas dari jajahan Belanda.
Baca Juga : Viral Artis Korsel Lee Kyung Kyu Nonton Timnas Indonesia vs Arab Saudi di GBK
Meski mengalami pasang surut, Timnas Indonesia pernah pula berada di titik paling rendah. Yaitu, saat disanksi FIFA pada 2015 lalu buntut dualisme federasi.
Namun dengan tekad yang kuat dan komitmen bersama, Erick perlahan mulai membenahi tata kelola sepak bola agar lebih baik dan profesional. Terbaru, saat Timnas Indonesia U-23 lolos semifinal Pijla Asia U-23.
Erick menekankan tujuan utama perbaikan sepak bola adalah memiliki timnas yang kuat dan disegani di level dunia. “Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, saya selalu terlibat dengan upaya restrukturisasi dan menyelamatkan klub dari kebangkrutan,” ucap Erick.
Baca Juga : Prediksi Ranking FIFA Indonesia Usai Kalahkan Arab Saudi
Erick menyampaikan kunci utama keberhasilan timnas Indonesia U-23 adalah mental kuat dan pantang menyerah. Hal ini terlihat saat pertandingan perdana melawan Qatar dengan hanya tersisa sembilan pemain, timnas tetap memberikan perlawanan hingga akhir.
Garuda Muda juga tampil percaya diri di pertandingan melawan Australia dan Yordania. “Tim Garuda Muda emang berada di posisi terbawah dari 16 negara di Piala Asia U-23, namun dalam waktu 2 x 45 menit, apa pun bisa terjadi, apalagi dengan tekad dan nyali besar,” sambung Erick.
Erick mengatakan timnas Indonesia U-23 masih harus berjuang untuk dapat mencetak sejarah lolos ke Olimpiade dengan mengalahkan Uzbezkistan dalam babak semifinal.
Baca Juga : Indonesia Raih Tiga Poin Perdana Usai Kandaskan Arab Saudi
“Ini mimpi yang menjadi kenyataan, kita tidak bisa menghentikan mimpi. Dengan sepak bola, kalau bisa lolos, kita bisa mengirimkan kontingen Indonesia terbesar sepanjang sejarah,” kata Erick.