ABATANEWS, MAROS — Guna memberikan pengetahuan kepada peternak di Maros dalam pengembangan sapi perah, Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros melakukan studi komperatif di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Rumah Sakit Hewan dan Balai Latihan Peternakan Cikole, Selasa 5 Maret hingga Kamis, 7 Maret.
Bupati Maros, Chaidir Syam yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada peternak di Maros.
Terutama dalam pengembangan sapi perah. Serta bagaimana mereka bisa mengelola kandang sapi dan pakannya dengan baik.
Baca Juga : Harapan Bupati Maros Usai Resmikan Kantor Camat Bontoa: Beri Layanan Publik yang Lebih Baik
“Ini ilmu yang baru bagi para peternak kita di Maros, agar pakan mereka bisa terstandarisasi,”jelasnya.
Para peternak juga kata dia, harus mampu memberikan pakan yang baik.
“Harus ada pemilahan antara sapi yang berumur satu bulan, 2 bulan hingga sapi yang sudah mandiri,” kata mantan Ketua DPRD Maros itu.
Baca Juga : Plt Bupati Maros Buka Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Penanganan Korban Kekerasan Perempuan
Dia juga mengatakan untuk inseminasi di Maros juga diharapkan bisa menghasilkan ternak yang unggul.
“Juga bisa meningkatkan populasi sapi, itu bisa membantu masyarakat kita,” sebutnya.
Makanya saat ini program inseminasi buatan sedang masif-masifnya disosialisasikan.
Baca Juga : Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional, Plt Bupati Maros: Momentum Kenang Perjuangan Santri
“Semua peternak di Maros sedang menggalakkan program inseminasi buatan, semua 14 kecamatan sudah melakukan program inseminasi”.
Saat ini kata Chaidir sudah ada 70 hewan diberikan inseminasi buatan.
Sementara untuk pemeliharaan sapi perah, Chaidir mengaku perlu waktu untuk pengelolaannya.
Baca Juga : Plt Bupati Maros dan Sekda Serahkan SK Pensiun dan THT Bagi PNS Masuk Masa Purna Bakti
“Sapi perah katanya cocok untuk tempat yang dingin, untuk cuaca panas harus ada teknologinya, kalau panas sapinya bisa stress,” sebutnya.
Dia mengatakan kalau ada tiga wilayah yang berpotensi untuk dilakukan program sapi perah seperti, Tompobulu, Camba, Cenrana dan Mallawa.
Sementara itu Kepala UPTD Rumah Sakit Hewan Jawa Barat, drh Yoni Darmawan mengatakan perawatan sapi perah pakannya harus berkualitas.
Baca Juga : Sekda Maros Buka Pertemuan Koordinasi Pokjanal Posyandu Layanan Primer Tahun 2024
“Proteinnya harus tinggi, pakan konsentrat lebih tinggi dari pada sapi potong biasa. Karena sapi perah dituntut menghasilkan susu,” jelasnya.