Rabu, 24 Mei 2023 14:49

Di Sinjai, GMC Sulsel Kampanyekan Antikekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan

Sukarelawan Ganjar Milenial Center Sulawesi Selatan (GMC Sulsel) menggelar diskusi pendidikan bertajuk "Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah" menyasar siswa SMK dan mahasiswa, Rabu (24/5/2023).
Sukarelawan Ganjar Milenial Center Sulawesi Selatan (GMC Sulsel) menggelar diskusi pendidikan bertajuk "Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah" menyasar siswa SMK dan mahasiswa, Rabu (24/5/2023).

ABATANEWS, SINJAI – Ruang belajar seperti sekolah, kampus, maupun pondok pesantren seyogianya menjadi tempat aman bagi siswa untuk menimba ilmu.

Namun, rentetan panjang kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi justru menjadi bayang-bayang menakutkan.

Oleh karena itu, sukarelawan Ganjar Milenial Center Sulawesi Selatan (GMC Sulsel) menggelar diskusi pendidikan bertajuk “Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah” menyasar siswa SMK dan mahasiswa, Rabu (24/5/2023).

Baca Juga : Basuki Hadimuljono Gantikan Ganjar Pranowo Jadi Ketum Kagama

Para milenial simpatisan Ganjar itu menghadirkan pemateri Aktivis Perempuan dan Anti-Kekerasan Seksual Kabupaten Sinjai, Nurul Afdah serta Ketua Umum HMI Komisariat Teuku Umar Cabang Sinjai, Faradina.

Kegiatan itu dilaksanakan di D’Simple Cafe2, Desa Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai. Sejumlah materi yang dibeberkan, yaitu pengertian, jenis pelecehan seksual, dampak yang dialami, bahaya, hingga cara mencegahnya.

“Kegiatan ini bertujuan agar teman-teman siswa SMK itu menjaga komunikasi baik secara lisan maupun tulisan diantara temannya dan kami berikan slogan stop bullying dan stop kekerasan seksual,” ucap Koordinator Daerah GMC Sinjai, Muh. Iqbal Syam di lokasi.

Baca Juga : MPR RI Akan Hubungi Anies dan Ganjar untuk Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran

Iqbal menegaskan, langkah edukatif ini diambil untuk mengkampanyekan antikekerasan seksual yang dialami di lingkungan pendidikan.

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ada sebanyak 4.683 aduan masuk ke pengaduan sepanjang 2022. Klaster Perlindungan Khusus Anak (PKA) merupakan pengaduan paling tinggi dengan angka 2.133 kasus.

Kasus tertinggi adalah jenis kasus anak menjadi korban kejahatan seksual dengan jumlah 834 kasus. KPAI menemukan kekerasan seksual terjadi di ranah domestik di berbagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan maupun umum.

Baca Juga : PDIP Umumkan Usungan di Pilgub Akhir Juli, Siapa Disiapkan Lawan Andi Sudirman?

Menurut dia, faktor tingginya angka kasus pelecehan seksual tersebut adalah akibat dari minimnya pengetahuan maupun edukasi tentang seks.

“Ya, harapan saya dari kegiatan ini tadi yang selesai terlaksana semoga teman-teman dapat menggali atau mengambil poin-poin intens dipaparkan oleh pemateri. Jaga etika, jaga akhlak, dan hindari yang namanya pergaulan bebas,” ungkap dia.

Salah satu pelajar SMK, Adelia Putri (17) merasa kegiatan positif seperti ini perlu diadakan secara masif dan merata agar kalangan pelajar maupun mahasiswa bisa memahami tentang kekerasan seksual hingga cara preventif nya.

Baca Juga : Cabuli Anak Dibawah Umur Hingga Hamil 7 Bulan, Pria di Manado Diringkus Polisi

“Kalau menurut saya pribadi, dengan adanya seminar edukasi-edukasi kekerasan seksual ini sangat bermanfaat

apalagi saya sebagai pelajar. Saya perlu mengetahui pengetahuan yang tidak saya ketahui,” ucap Adelia.

Penulis : Wahyuddin
Komentar