Rabu, 15 November 2023 16:11

Di Kampus AS, Presiden Jokowi Sebut Ada 1 Anak Tiap 10 Menit yang Terbunuh di Gaza

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberi kuliah umum Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Senin (13/11/2023) waktu setempat.
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberi kuliah umum Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Senin (13/11/2023) waktu setempat.

ABATANEWS.COM — Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberi kuliah umum Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Senin (13/11/2023) waktu setempat.

Salah satu hal yang disampaikan ialah terkait konflik antara Israel dan Palestina. Presiden Jokowi lebih menekankan perihal situasi kemanusiaan yang terjadi di daerah tersebut.

“Perang di Ukraina belum selesai, sudah muncul perang di Gaza. Dan setiap menit, 10 menit, satu anak terbunuh di Gaza. Lebih dari 66 persen korbannya adalah wanita dan anak anak,” kata Jokowi saat memberikan kuliah umum, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga : Zainul Maarif Mundur Sebagai Dosen di Unusia Imbas Bertemu Presiden Israel

Konflik di Gaza, kata Jokowi, dianggap sebagai sesuatu yang sangat tidak manusiawi. Sebab, nyawa manusia dianggap tidak begitu berarti.

Untuk itu, ia mengajak kepada semua pihak untuk membantu menghentikan konflik tersebut. Sangat dibutuhkan, lanjut Jokowi, solidaritas dan kepemimpinan global untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Gaza, Palestina.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kita harus tunaikan tanggung jawab ini, sekarang juga,” tutur Jokowi.

Baca Juga : Mahkamah Internasional Putuskan Pendudukan Israel di Palestina Ilegal, Perintahkan Hentikan Aktivitas

Jokowi lalu menyinggung negara-negara maju yang sibuk memaksakan kepentingannya yang mampu menciptakan ketidakstabilan kawasan. Tidak jarang, pemaksaan itu disertai ancaman padahal dunia tidak sedang baik-baik saja.

Negara-negara yang memaksakan kepentingannya terkadang lupa mendengarkan dan lupa memahami kepentingan pihak lain maupun karakter bangsa lain.

Bagi Indonesia, kata Jokowi, kompetisi dan rivalitas adalah wajar. Perbedaan pun bukan menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan, ketika bisa dikelola dengan baik. Jika mampu mengelola, perbedaan tidak akan menimbulkan konflik terbuka.

Baca Juga : Ketum PBNU: 5 Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel Dibiayai oleh Advokat

“Yang namanya communication, room for dialogue, collaboration, cooperation, itu menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan perdamaian baik di kawasan maupun di dunia,” ucap Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan, Indonesia sangat terbuka untuk bekerja sama dengan negara mana pun.

Indonesia tidak berpihak pada kekuatan mana pun, kecuali pada perdamaian dan kemanusiaan. Prinsip ini yang dibawa Indonesia dalam dua keketuaan yang dipimpin, yaitu keketuaan G20 pada 2022 dan keketuaan ASEAN tahun 2023.

Baca Juga : Jokowi Respon 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

“Kemudian banyak yang bertanya, How could it be? How to? Then I wanna tell you, the key is listen and play a bridging rule, that’s it,” tandasnya.

Penulis : Azwar
Komentar