ABATANEWS, MAKASSAR — Indira Yusuf Ismail masih belum bisa memastikan, dirinya akan maju sebagai calon wali kota atau calon wakil wali kota pada Pilwalot Makassar 2024.
Padahal, Indira sudah punya modal. Meski bukan berstatus kader partai, tapi istri dari Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto itu mendapat surat tugas tunggal dari PPP.
Sekretaris DPC PPP Makassar, Rahmat Taqwa menegaskan, PPP tidak akan melirik kandidat lain untuk diusung maju sebagai kandidat di Pilwalkot Makassar. Makanya, kata RTQ —akronim nama Rahmat—, PPP Makassar tidak lagi membuka penjaringan bakal calon untuk Pilwalkot Makassar.
Baca Juga : Elektabilitas Meroket, Akademisi Sebut Andi Seto Bisa Salip Mulia
“Untuk apa lagi bukan pendaftaran sampai penjaringan? Buang-buang waktu,” tegas RTQ dalam jumpa pers di Onkel John’s Coffee, Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar, pada Rabu (26/6/2024).
Terlebih lagi, lanjut Ketua Komisi DPRD Makassar itu, DPP PPP juga sudah merestui Indira. Hal itu ditandainya pemberian surat rekomendasi langsung dari Wakil Ketua DPP PPP, Ermalena pada 12 Juni lalu di Jakarta.
“Dan perintahnya Ibu Ermalena waktu itu adalah PPP harus menangkan Ibu Indira di Makassar. Saya kira perintahnya sudah jelas. Jadi kalau ada kader PPP yang tidak mau menangkan, berarti jangan di PPP,” tegasnya.
Baca Juga : Survei Indikator Politik: Mulia Unggul Jauh dari INIMI dan Sehati, AMAN Selamat Tinggal
“Kecuali mungkin nanti Ibu Indira batal maju, mungkin baru PPP Makassar baru buka penjaringan,” imbuh RTQ.
Sementara itu, di tempat yang sama, Indira menegaskan belum bisa menentukan, apakah maju sebagai calon wali kota atau calon wakil.
Menurutnya, saat ini dirinya masih menapaki tiap tahapan dan proses yang berjalan, hingga penentuan, apakah masuk gelanggang pertarungan atau tidak.
Baca Juga : LSI Denny JA: Tren Elektabilitas Sehati Meroket, Mulia Perlahan Tergusur
“Memang banyak tanggapan, apakah 01 atau 02, 02 atau 01, 03 atau 04, itu sah-sah saja,” kata Ketua TP PKK Kota Makassar itu.
Ia menyadari, penentuan itu harus ditinjau dari sejumlah aspek. Seperti pergerakan hasil survei hingga koalisi partai politik yang terbangun.
“Supaya apa? Supaya kita bisa dapatkan formulasi pasangan yang pas. Karena kita mau maju itu tentu mau menang,” jelas Indira.