ABATANEWWS, BARRU — Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari bersama Wakil Bupati Barru Abustan A. Bintang menghadiri Malam Keakraban Napak Tilas Jejak Perjuangan Andi Mattalatta. Kegiatan itu berlangsung di Lapangan Monumen Paccekke, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, pada Sabtu malam, 29 November 2025.
Acara tersebut berlangsung hangat dan sarat makna perjuangan pahlawan asal Barru dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mayor Jenderal TNI Purnawirawan H. Andi Mattalatta dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dari Sulawesi Selatan dan dihormati secara nasional.
Sejumlah tokoh hadir pada kegiatan ini. Di antaranya putra Andi Mattalatta, H. Andi Ilhamsyah Mattalatta, Ketua PMII Barru Muhammad Yulianto Badwi, Ketua PKK Barru Andi Milawaty Abustan, Dandim 1405 Parepare Letkol Kav Soaduon Dody Dapot Simanjuntak, Wakapolres Barru Kompol Lamakkanenneng, Kaajendam Kolonel CAJ Fibriyanto, keluarga Andi Sapada, dan para tamu undangan lainnya.
Baca Juga : Komitmen Kuatkan Ekonomi Berbasis Koperasi, Pemkab Barru Diganjar Penghargaan dari Kemendes
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Abustan menjelaskan bahwa tradisi napak tilas sudah berlangsung sejak tahun 1980. Kegiatan itu pernah melalui rute Barru–Pakkatto dan Barru–Kodam, namun sempat terhenti. “Alhamdulillah dua tahun yang lalu saya berdiskusi dengan Puang Ilham di Popsa. Kita bisa kembali menjalankan kegiatan ini. Tahun lalu tidak dilaksanakan karena memasuki masa Pilkada,” kata Abustan.
Abustan menegaskan tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan bahwa Barru adalah daerah yang kaya sejarah. Ia mencontohkan mandat Jenderal Sudirman untuk membentuk Tentara Republik Indonesia yang diterima di Barru. Ia memaparkan bahwa pada masa itu tiga kapal bergerak dari Jawa. Satu kapal yang dipimpin Jenderal Andi Mattalatta mendarat di Garongkong, dua kapal lainnya mendarat di Wiringtasi Mangkoso dan di Suppa Pinrang.
Ia menyampaikan bahwa dari daftar nama pejuang yang terukir pada monumen pendaratan, ada yang kemudian menjadi pangdam dan tujuh di antaranya menjadi bupati. “Jabatan itu diperoleh karena perjuangan. Jabatan itu diperoleh karena kesediaan memilih antara merdeka atau mati,” ujarnya.
Baca Juga : Wakil Bupati Barru Titip Doa untuk Daerah di Manasik dan Pelepasan Jemaah Umrah
Ia menuturkan bahwa sejarah inilah yang mendorong penetapan Paccekke sebagai desa wisata. Ikonnya adalah monumen Paccekke yang dibangun pada 1947 tanpa menggunakan semen. Monumen itu direhabilitasi pada tahun 2000 saat Andi Rum menjabat Bupati Barru, namun bentuk asli tetap dipertahankan. Abustan juga menyebut adanya monumen kecil di puncak gunung yang dahulu menjadi lokasi pembaretan prajurit Raider.