Selasa, 29 April 2025 18:02

Bulog Sulselbar Klaim Stok Beras Aman hingga 20 Bulan, Serapan Gabah Capai Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun

Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi, menyatakan bahwa stok beras di wilayah Sulselbar dalam kondisi sangat aman, bahkan mencatatkan serapan tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sulsel, Selasa (29/4/2025).
Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi, menyatakan bahwa stok beras di wilayah Sulselbar dalam kondisi sangat aman, bahkan mencatatkan serapan tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sulsel, Selasa (29/4/2025).

ABATANEWS, MAKASSAR — Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi, menyatakan bahwa stok beras di wilayah Sulselbar dalam kondisi sangat aman, bahkan mencatatkan serapan tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sulsel, Selasa (29/4/2025).

Dalam pemaparannya, Fahrurozi menjelaskan bahwa sesuai Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2025, Bulog diberi mandat sebagai pelaksana cadangan pangan pemerintah dengan tiga pilar utama: ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga.

Bulog ditugaskan menyediakan stok antar tempat dan waktu, memastikan keterjangkauan secara fisik dan ekonomi, serta menjaga stabilisasi harga di tingkat produsen dan konsumen,” ujarnya.

Baca Juga : Anggota DPRD Sulsel Sesalkan Peran Bulog yang Tak Bisa Penuhi Harapan Petani

Saat ini, Bulog Sulselbar mengelola 51 kompleks gudang dengan 204 unit yang mampu menampung hingga 408 ribu ton. Namun, kapasitas operasional efektif hanya sekitar 354 ribu ton. Kendati demikian, stok yang dikuasai saat ini mencapai 437 ribu ton, melebihi kapasitas dan memaksa Bulog menyewa gudang tambahan.

“Stok ini bisa memenuhi kebutuhan beras Sulsel untuk lima bulan ke depan tanpa produksi baru. Jika untuk penyaluran rutin seperti operasi pasar dan bantuan pangan, bisa bertahan hingga 20 bulan,” jelasnya.

Bulog Sulselbar telah menyewa 119 gudang tambahan dengan kapasitas mencapai 200 ribu ton guna menampung overstock.

Baca Juga : Bulog Pinrang ‘Nyerah’, Bebaskan Petani Jual Gabah ke Pedagang dengan Segala Risikonya

Serapan Gabah Melebihi Target

Fahrurozi mengungkapkan bahwa produksi gabah di Sulsel hingga April 2025 telah mencapai 2,6 juta ton atau setara 1,27 juta ton beras. Dari target penyediaan 579 ribu ton gabah yang diberikan kantor pusat, Sulselbar telah menyerap 512 ribu ton, atau sekitar 366% dari target awal 139 ribu ton.

“Sampai April, kita sudah menyerap 321 ribu ton beras, atau 55% dari target. Ini capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir, bahkan melampaui total serapan tahun 2021 yang hanya 316 ribu ton sepanjang tahun,” ungkapnya.

Baca Juga : Pelit Informasi, Alasan Petani di Pinrang Jual Gabah ke Pedagang Ketimbang Bulog

Tantangan Infrastruktur Pasca Panen

Meski pencapaian penyerapan sangat tinggi, Fahrurozi menyoroti tantangan di sektor infrastruktur, terutama di wilayah Bone dan Jeneponto yang minim fasilitas pengeringan gabah. Keterbatasan ini sempat menimbulkan potensi penumpukan dan keterlambatan penyerapan.

“Kami sempat alami kendala serius di Bone karena kapasitas dryer yang terbatas. Kami bekerja sama dengan mitra dari Sidrap dan Pinrang untuk membantu menyerap hasil panen di Bone,” ujarnya.

Baca Juga : Petani Harus Tahu, Bulog Wajib Beli Gabah Kering Seharga Rp6500 per Kilogram

Hal serupa juga terjadi di Jeneponto, yang menjadi salah satu daerah penghasil terbesar namun minim sarana pengolahan. Untuk mengatasi hal ini, Bulog melakukan pengeringan di Sidrap dan Bulukumba, kemudian mengirim kembali hasilnya ke Jeneponto.

Dorongan Perbaikan Infrastruktur

Menanggapi hal ini, Fahrurozi menekankan pentingnya pembangunan sarana pengeringan tambahan di wilayah-wilayah sentral produksi. Saat ini, total kapasitas pengeringan se-Sulsel baru mencapai 22 ribu ton per hari, jauh dari cukup untuk mengimbangi volume panen.

Baca Juga : Stok Beras Sulsel Dipastikan Aman di Tahun 2025, Tersedia 257 Ribu Ton di Gudang Bulog

“Kami berharap ada sinergi lebih lanjut dengan pemerintah daerah dan pusat untuk membangun infrastruktur pasca panen di sentra produksi agar tidak terjadi hambatan dalam penyerapan ke depan,” pungkasnya.

Penulis : Azwar
Komentar