Jumat, 25 Maret 2022 16:05

BRIN Prediksi 1 Ramadan di 3 April, Kemenag Imbau Untuk Saling Menghargai

Ilustrasi pemantauan hilal. (Ist)
Ilustrasi pemantauan hilal. (Ist)

ABATANEWS, MAKASSAR – Perbedaan awal bulan Ramadan di Indonesia kemungkinan berbeda. Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan, 1 Ramadan 1443 H jatuh pada 2 April 2022.

Sedangkan, berdasarkan pengamatan Badan Riset Nasional (BRIN), pemerintah akan menetapkan 1 Ramadan 1443 H pada 3 April 2022.

Seperti diketahui, pemerintah terus menggunakan metode rukyat atau pengamatan hilal untuk menetapkan 1 Ramadan.

Baca Juga : Muhammadiyah Segera Umumkan Soal Kebijakan Izin Pengelolaan Tambang Untuk Ormas

“Umumnya di wilayah Indonesia, tinggi bulan kurang dari dua derajat. Itu artinya rukyatul hilal (pengamatan) hilal pada saat maghrib 1 April berpotensi tidak terlihat,” ujar Thomas Djamaluddin, Profesor riset bidang Astronomi dan Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, dikutip dari laman lapan.go.id pada Jumat (25/3/2022).

Ia menambahkan, apabila hilal tidak terlihat pada 1 April 2022, maka jumlah hari pada bulan Sya’ban kali ini akan digenapkan menjadi 30 hari.

“Dengan kriteria Wujudul Hilal, Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan 1443 = 2 April 2022. Namun hilal terlalu rendah untuk diamati,” ujarnya.

Baca Juga : Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal, Langkah Menuju Penyatuan Umat

Thomas menyoroti kebijakan Kementerian Agama yang mengadopsi kriteria baru Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).

Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Ia menjelaskan sebetulnya posisi hilal telah memenuhi kriteria Wujudul Hilal pada 2 April 2022 di Jawa bagian barat karena sudah masuk ketinggian 2 derajat.

Baca Juga : Diizinkan Jokowi, WALHI Sulsel Minta Ormas Agama Tidak Berbisnis Tambang

Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menggunakan kriteria baru dalam penentuan awal bulan Hijriah mulai tahun 2022. Yakni ketinggian hilal harus 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Hal itu mengacu hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Posisi bulan di Indonesia (pada 1 April) tingginya kurang dari 3 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Hilal tidak mungkin teramati. Jadi, dengan kriteria baru MABIMS, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadhan 3 April,” kata Thomas.

Sementara itu, irjen Bina Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengimbau umat Islam saling menghargai bila awal Ramadan 1443 Hijriah tahun ini tak serentak antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Baca Juga : Hotman Paris Minta Maaf Usai Dinilai Lecehkan Wanita Makassar dan Bugis

“Kalaupun terjadi perbedaan, kita berharap kita tetap bisa saling memahami dan menghargai,” kata Kamaruddin menanggapi prediksi BRIN, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, pada Jumat (25/3).

Kamaruddin tak menampik perbedaan awal Ramadan bisa terjadi. Namun, Ia tak mau berspekulasi lebih lanjut terkait hal tersebut. Sebab, Kemenag harus menunggu sidang isbat penentuan awal Ramadan 1443 yang digelar pada 1 April 2022.

“Sidang itu nanti akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama dan akan dihadiri oleh MUI dan ormas-ormas Islam yang lain,” kata Kamaruddin.

Komentar