ABATANEWS, JAKARTA — Indonesia tengah menjalani fase pemulangan jemaah haji secara bertahap sejak Sabtu, 22 Juni 2024. Meski proses pemulangan berjalan lancar, jumlah jemaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci masih bertambah. Hingga Jumat, 28 Juni 2024, total jemaah haji Indonesia yang meninggal mencapai 309 orang, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag).
Jemaah yang meninggal tersebar di lima wilayah utama Arab Saudi: Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah, dan Mina. Mayoritas yang wafat adalah jemaah lanjut usia (lansia), dengan usia tertua 96 tahun dan termuda 31 tahun. Kebanyakan dari mereka juga termasuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi (risti), dengan hanya 22 jemaah yang tidak termasuk dalam kategori ini.
Namun, ada berita baik di balik angka-angka ini. Tahun ini, angka kematian jemaah haji Indonesia menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah jemaah yang meninggal mencapai 546 orang, jauh lebih tinggi dibandingkan 309 orang tahun ini. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan berbagai upaya yang telah dilakukan.
Baca Juga : Perputaran Uang Disektor Haji dan Umrah Diprediksi Capai Rp 194 Triliun di Tahun 2030
Upaya peningkatan layanan kesehatan dan pengawasan ketat terhadap jemaah berisiko tinggi tampaknya memberikan hasil positif. Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan sebelum dan selama menjalankan ibadah haji turut berperan dalam penurunan angka kematian ini. Perbaikan infrastruktur dan fasilitas medis di Tanah Suci juga menjadi faktor penentu dalam menurunkan risiko kematian jemaah.
Penurunan ini memberikan harapan bahwa dengan terus memperbaiki sistem dan layanan, risiko kematian jemaah haji dapat ditekan lebih rendah lagi di masa mendatang. Pemerintah diharapkan terus melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap pelayanan haji, guna memberikan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh jemaah haji Indonesia.