ABATANEWS, MAKASSAR — Menindaklanjuti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bawaslu dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Bawaslu akan segera melakukan sosialisasi anti kekerasan seksual di lingkungan internal.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja melihat hal ini perlu untuk dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Terlebih saat ini, jelasnya tahapan Pemilihan telah berlangsung dan dia tidak ingin adanya halangan bagi srikandi pengawas pemilu dalam melakukan tugasnya.
“Kita telah MoU dengan Komnas Perempuan, melihat ada laporan meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan penyelenggara. Hal ini memalukan dan tidak boleh terulang,” tutur Bagja di Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (27/6/2024) malam.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel: Sejauh Ini Ada 11 TPS yang PSU di 8 Daerah
Dia meminta jika ada masalah pribadi jangan dilimpahkan atau disangkutpautkan dengan staf. Sebab dia bercerita ada pengawas pemilu perempuan yang sempat dipegang oleh seorang pimpinannya dan akhirnya suaminya mengadukan.
“Jadi kalau ada melihat kondisi iseng seperti itu tolong dilaporkan, hati-hati dalam bersikap karena kita akan ada gelombang untuk kegiatan sosialisasi anti kekerasan dalam ruang kerja,” kata Bagja.
Tidak hanya staf, Bagja meminta untuk seluruh pimpinan Bawaslu daerah dapat memperhatikan jika ada situasi dan kondisi yang mulai mencurigakan. Melalui sosialisasi ini, Bagja berharap ini akan menjadi kerja bersama untuk dapat memperhatikan lingkungan di sekitar Bawaslu yang ramah gender.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel Minta Kepala Daerah Tidak Mutasi ASN Setelah Pilkada, Ada Ancaman Pidana
“Sosialisasi dibuat untuk mencegah kekerasan seksual dalam interaksi kerja. Kita harus menghargai rekan kerja di sekeliling kita terutama perempuan kami harapkan begitu,” harap Bagja.
Hal sama juga disampaikan Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli. Ia menyatakan bahwa penting bagi setiap institusi, termasuk Bawaslu, untuk memiliki kebijakan yang tegas dan prosedur yang jelas dalam menangani kasus kekerasan seksual.
“Kekerasan seksual di tempat kerja adalah isu serius yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Kami di Bawaslu Sulsel berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap individu merasa aman dan terlindungi dalam menjalankan tugasnya,” ujar Mardiana Rusli.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel Soroti Tingginya Kasus Politik Uang di Masa Tenang Pilkada 2024
Mardiana berharap, melalui langkah-langkah sosialisasi, dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih kondusif, dimana semua pihak dapat bekerja dengan tenang dan maksimal tanpa adanya rasa takut akan pelecehan atau kekerasan seksual.
“Kita berharap ada pemahaman yang lebih mendalam kepada seluruh pegawai tentang apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual, bagaimana cara melaporkannya, dan dukungan apa yang tersedia bagi korban. Kami juga menekankan pentingnya menciptakan budaya kerja yang menghargai dan melindungi hak-hak setiap individu,” tambahnya.