Senin, 03 Maret 2025 13:34

Banjir di Bogor, Suami Hilang Saat Selamatkan Istri dari Arus Deras

Banjir di Bogor, Suami Hilang Saat Selamatkan Istri dari Arus Deras

ABATANEWS, BOGOR — Bogor kembali dilanda bencana banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu malam, 2 Maret 2025. Sungai Cimanceri meluap, mengakibatkan ratusan rumah terendam di berbagai kecamatan, seperti Rumpin, Bojong Gede, dan Cisarua.

Namun, di balik bencana ini, sebuah kisah tragis terjadi di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, ketika seorang suami hilang saat mencoba menyelamatkan istrinya dari arus deras.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa banjir merendam rumah-rumah warga, termasuk satu pondok pesantren di Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin.

Di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojong Gede, sebanyak 137 rumah terdampak, sementara di Desa Tugu Selatan, 119 rumah terendam, menyebabkan ratusan warga mengungsi.

Namun, di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, banjir membawa duka mendalam bagi keluarga Asep Mulyana (59). Saat air Kali Cisaru meluap hingga setinggi lutut dengan arus deras, warga panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Dalam situasi darurat tersebut, seorang warga bernama Yuyun terseret arus. Beruntung, ia berhasil diselamatkan. Namun, suaminya, Asep Mulyana, yang berusaha menolong, justru terbawa arus dan hingga kini belum ditemukan.

“BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan cuaca ekstrem. Warga di daerah rawan diminta segera mengungsi jika debit air meningkat serta menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting, obat-obatan, dan kebutuhan darurat lainnya,” ujar Muhari, Senin (3/3/2025).

Sementara itu, banjir di sejumlah wilayah mulai surut, dan warga perlahan kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur yang masuk. Tim gabungan dari BPBD, aparat desa, dan relawan setempat telah dikerahkan sejak pukul 07.00 WIB untuk mencari Asep Mulyana. Upaya pencarian terus berlanjut dengan harapan korban dapat segera ditemukan.

Penulis : Wahyuddin
Komentar