ABATANEWS, JAKARTA — Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa sebelum menanam modal di Indonesia pada tahun Pemilu, banyak investor yang lebih suka ‘wait and see’.
Bahlil menekankan pentingnya Pemilu 2024 tidak menimbulkan ketidakpastian, khususnya bagi pengusaha. Ia juta berharap para calon presiden dan wakil presiden menyampaikan gagasan dengan data yang akurat dan tidak menyesatkan.
“Sekarang kita terjadi wait and see di 2024 karena kita masuk Pemilu,” kata Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Kantor Kementerian Investasi, Rabu (24/1/2024).
Baca Juga : Bawaslu Sebut Pilkada di Sulsel Rawan Konflik, Pemilu 2024 Jadi Patokan
“Saran saya pemilu ini boleh panas tapi jangan terlalu panas, terutama dalam penyampaian data jangan menyesatkan rakyat dalam penyampaian data,” ujarnya.
Sebagai Menteri Investasi, Bahlil mengaku tidak keberatan dengan siapapun yang nantinya terpilih menjadi Presiden. Namun, yang pasti ia meminta agar pesta demokrasi ini tidak menganggu realisasi investasi di tahun 2024.
Menurutnya, tahun 2024 adalah tahun politik menuju pemilihan Presiden (Pilpres) yang menjadi salah satu sentimen penting bagi keberlangsungan iklim investasi.
Baca Juga : DKPP RI Terima 565 Aduan Sepanjang Tahun 2024, 21 Dari Sulsel
“Silahkan siapapun yang terpilih merekalah yang terbaik baik bagi bangsa dan negara, tapi kalau boleh supaya ekonomi kita tumbuh sekalipun pesta politik kalau bisa lebih cepat lebih baik lebih bagus supaya kita kerjanya bagus, ekonomi tumbuh, kita memberikan kepastian kepada pelaku usaha untuk melakukan aktivitas ekonominya,” pungkas Menteri Investasi.