ABATANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi peningkatan status Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung telah menjadi Siklon Tropis Bakung sejak Jumat (12/12/2025) pukul 19:00 WIB.
Hasil analisis BMKG, Siklon Tropis Bakung memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan di sekitar sistem mencapai 1000 hPa dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan meskipun pergerakan Siklon Tropis Bakung menjauhi wilayah Indonesia namun tetap dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi gelombang tinggi dalam satu hingga dua hari ke depan.
Baca Juga : BPBD Sulsel Siap Hadapi Bencana Hidrometeorologi di Akhir Tahun
Oleh karenanya, BMKG mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan sebagai antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem.
“Berdasarkan hasil pemantauan ini, dalam beberapa hari terakhir BMKG telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat serta sektor terkait,” kata Faisal dalam keterangan tertulisnya Sabtu (13/12/2025).
Lebih lanjut, dalam 24 jam ke depan (13 Desember 2025), kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Bakung diprediksikan meningkat menjadi 55 knot (100 km/jam).
Baca Juga : Tiang Listrik Roboh di Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Timpa Mobil hingga Motor
Ini menunjukkan peningkatan intensitas menjadi sistem siklon kategori dua dengan tekanan angin di sekitar sistem mencapai 988 hPa dan pergerakan ke arah barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia.
Adapun dampak tidak langsung Siklon Tropis Bakung terhadap wilayah Indonesia ialah adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian Bengkulu, Lampung, dan Banten.
Sementara itu, angin kencang berpotensi terjadi di Bengkulu dan gelombang tinggi (1.25-2.5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, dan Selat Sunda bagian selatan.
Baca Juga : Cuaca Ekstrem Masih Mengintai, BMKG Petakan Wilayah Risiko Tinggi Sepekan ke Depan
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, juga meminta masyarakat untuk mewaspadai perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S yang saat ini masih terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara tepatnya berada di sekitar 12.0°LS 115.8°BT.
Hasil analisis BMKG, 93S diprediksi bergerak perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia dan dalam periode 24 hingga 72 jam kedepan masih berpeluang rendah untuk berubah menjadi siklon tropis.
“Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Yaitu, hujan dengan intensitas sedang-lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi berpotensi di pesisir selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara,” kata Guswanto.
Baca Juga : Sejumlah Wilayah di Sulsel Masih Dilanda Hujan Lebat Pada Jumat Besok
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan melihat potensi dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung serta keberadaan sistem Bibit Siklon 93S, BMKG merekomendasikan masyarakat di wilayah terdampak tetap waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gangguan aktivitas harian yang dapat terjadi terutama di lokasi yang rawan.
Masyarakat, khususnya yang berada di wilayah terdampak juga dianjurkan memantau informasi terkini BMKG dan arahan mitigasi BPBD setempat serta membatasi aktivitas di luar ruangan.
Masyarakat diharapkan memantau informasi melalui situs resmi http://www.BMKG.go.id, akun media sosial @infoBMKG, aplikasi InfoBMKG, website TCWC Jakarta (tropicalcyclone.bmkg.go.id), dan call center 196 untuk menghindari kesalahan informasi serta potensi tindakan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Baca Juga : BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sulsel, Mulai 12 Hingga 15 November
“Beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan, drainase, dan menyiapkan bahan makanan dan benda-benda berharga apabila terjadi cuaca ekstrem yang cukup mempengaruhi aktivitas harian atau bahkan bencana hidrometeorologi. Selain itu, masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas kelautan, diharapkan mewaspadai gelombang tinggi di sejumlah perairan dan menyesuaikan aktivitas operasional,” kata Andri.
Terakhir, Faisal menyatakan agar seluruh pihak bersiaga menghadapi cuaca ekstrem dengan menerapkan prinsip early warning, melahirkan early action, untuk menuju zero victim. Oleh karenanya, masyarakat diimbau tetap tenang, saling membantu, dan mengingatkan satu sama lain agar dapat melalui kejadian cuaca ekstrem dalam keadaan sehat dan selamat.
“Kami akan terus memonitor secara realtime perkembangan Siklon Tropis Bakung dan bibit 93S melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta dan akan melaporkan secepatnya jika ada perubahan yang signifikan,” pungkasnya.