Sabtu, 29 April 2023 21:10

Anak Lebih Suka Main Game Hingga Susah Diajak Salat, Ini Solusi dari Buya Yahya

Ilustrasi anak-anak bermain game. (Foto: Freepik.com) 
Ilustrasi anak-anak bermain game. (Foto: Freepik.com)

ABATANEWS.COM – Smartphone bukan lagi barang mewah yang sulit untuk didapat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa menggunakan smartphone untuk menonton atau bermain game. Tak jarang anak-anak juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game di handphone hingga susah diajak salat.

Menghadapi anak yang susah diajak salat menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua yang ingin anak-anaknya menjadi generasi yang taat beribadah. Menanggapi hal ini, pendakwah sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya mengingatkan peran orangtua dalam mendidik anak adalah kewajiban seumur hidup.

“Seorang ibu atau seorang ayah meskipun anak itu sudah baligh tetap saja punya kewajiban untuk mendidiknya. Bukan berarti kalau sudah baligh langsung terlepas mengurus diri sendiri. Memang disaat dibawah umur atau belum baligh, anak full urusan orangtuanya, ajari salat dan seterusnya,” kata Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Baca Juga : Viral Cara Salat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al-Zaytun Tuai Kontroversi

Buya Yahya menjelaskan bahwa orangtua tetap memiliki kewajiban untuk terus mengarahkan anak-anak mereka dalam beribadah. Tidak boleh ada kata bosan dan berhenti untuk mengingatkan orang-orang yang kita cintai dalam beribadah.

“Tapi disaat akil baligh bukan berarti langsung lepas sebab kita masih masuk dalam wilayah yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Kalau kita membiarkan anak kita melakukan kemunkaran, kita dosa. Kita harus bisa mengingatkannya. Enggak ada istilahnya berhenti, berakhir, bosan, enggak boleh apalagi untuk orang yang sangat kita cintai,” lanjut Buya Yahya.

Selain itu, Buya Yahya mengingatkan agar orangtua selalu peka dengan perilaku anak-anak mereka.

Baca Juga : Fatwa MUI: Rapatkan Kembali Saf Salat

“Makanya peka itu penting. Peka akan petaka, peka akan musibah, peka akan tantangan anak-anak. Sehingga kalau orang peka langsung kecerdasannya akan mengiringnya untuk mengambil satu solusi. Jika pergaulan diluar sana bahaya, lalu dibawa ke pergaulan mana anak kita? Makanya orangtua yang cuek itu, semua dosa anaknya akan mengalir kepadanya (orangtua),” tutur Buya Yahya.

Namun jika sudah berusaha keras mendidik namun anak masih saja bandel dan melakukan kemaksiatan maka orangtua tidak mendapatkan dosanya tapi tetap harus berusaha mengingatkannya dalam beribadah.

“Tapi kalau Anda sebagai seorang ibu, seorang ayah tapi sudah peduli, anak dididik segala macam, diupayakan tapi masih saja bandel dan melakukan macam-macam kemaksiatan dan sebagainya, Anda sudah tidak dosa tapi tidak boleh berhenti tetap berusaha,” tambah Buya Yahya.

Baca Juga : Dibayar Rp6 Juta, Kanit Reskrim Somba Opu Lepaskan Bandar Chip Game Online

Menurut Buya Yahya, solusinya adalah orangtua harus mengambil langkah-langkah untuk mengarahkan anak-anak dengan bermacam-macam cara. Salah satu caranya dengan kelembutan hingga mencarikan teman yang baik untuk anak.

“Maka berfikirlah untuk mendidik anak dengan cara yang benar. Jangan sampai terlena. Solusinya tetap Anda mengingatkan dengan bermacam-macam cara. Dimulai dengan kelembutan dan seterusnya. Dicarikan kawan yang baik. Pertimbangkan siapa kawannya. Penting kawan itu. Kawan itu akan mempengaruhi maka antarkan kepada pergaulan yang baik,” tegas Buya Yahya.

Mengajarkan salat bukan hal yang mudah tapi orang tua tetap harus mengajarkan anak untuk shalat. Selain itu, mengingatkan anak untuk salat juga harus diiringi ilmu.

Baca Juga : Dibayar Rp6 Juta, Kanit Reskrim Somba Opu Lepaskan Bandar Chip Game Online

“Jadi tetap harus mengajari salat. Tapi ilmu juga penting. Iringi perintah dengan ilmu karena kalau anak enggak ngerti apa itu kewajiban, yang salah orangtuanya. Harus diberi pemahaman, salat itu karena Allah,” jelas Buya Yahya.

Selain itu, Buya Yahya juga menyarankan agar orangtua mengajak anak untuk melakukan kebaikan-kebaikan agar kesadaran untuk beribadah terbangun dari hatinya.

“Disentuh hatinya dengan kebaikan-kebaikan nanti akan terasah terus tiba-tiba hatinya menjadi menyala hingga akhirnya dia sendiri bisa punya inisiatif untuk melakukan kebaikan. Sebab dikatakan bahwa kebaikan yang dilakukan seorang hamba itu akan menarik kebaikan yang lain,” pungkas Buya Yahya.

Penulis : Nidi
Komentar