Jumat, 17 Maret 2023 08:14

250 Anak di Kabupaten Gorontalo Ikuti Skrining Guna Mencegah ting dan Gizi Buruk

Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo drg. Gamaria Monoarfa saat berbincang dengan petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo saat pemeriksaan buku KIA pada pelaksanaan skrining untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan anak balita, Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Kamis (16/03/23).
Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo drg. Gamaria Monoarfa saat berbincang dengan petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo saat pemeriksaan buku KIA pada pelaksanaan skrining untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan anak balita, Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Kamis (16/03/23).

ABATANEWS, GORONTALO – Sebanyak 250 anak di Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Kamis (16/03/23), mengikuti kegiatan skrining untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan anak.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Persatuan Istri Anggota DPRD (PIAD) ini untuk pencegahan stunting dan gizi buruk.

“Jadi kami di sini membantu ibu-ibu dan anak-anak dimulai dari usia 0 – 5 tahun. Kami ingin anak-anak ini tumbuh sehat, cerdas dan menjadi sumber daya yang berkualitas,” ujar Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo drg. Gamaria Monoarfa

Baca Juga : Pj Gubernur Rudy Salahuddin Sambut Kepala Kajati Baru Gorontalo I Dewa Gede Wirajana

Gamaria.

Ia juga meminta para orang tua untuk selalu aktif mengunjungi posyandu, serta memperhatikan pola dan tambahan makanan bagi anak.

“Anak di atas enam bulan bisa kita beri tambahan makanan karbohidrat seperti nasi, kentang dan singkong. Untuk anak umur 0 – 2 tahun saat ini lebih membutuhkan lemak dan protein hewani untuk pertumbuhan otak,” tambahnya.

Baca Juga : Kepala Inspektorat Hadiri Rakor Percepatan Sertifikasi Aset Pemerintah Daerah yang Dilaksanakan KPK RI

Di tempat yang sama Fatmawati Hatla anggota PIAD mengatakan, Desa Daenaa menjadi lokus intervensi stunting oleh PIAD karena berdasarkan data terdapat 22 anak stunting dan 420 keluarga beresiko melahirkan anak stunting di desa tersebut.

“Untuk memastikan Data tersebut valid, PIAD bersama PKK provinsi melaksanakan langkah awal dengan penimbangan dan pengukuran tinggi balita, serta intervensi lain seperti penerapan pola perilaku untuk hidup bersih dan sehat,” tutup Fatmawati.

Penulis : Wahyuddin
Komentar