ABATANEWS, KONGO — Wilayah pedesaan di zona kesehatan Panzi, provinsi Kwango, tengah menghadapi krisis kesehatan akibat penyakit misterius yang telah merenggut 143 nyawa dalam kurun waktu satu bulan, dari 10 hingga 25 November 2024. Kasus ini menyoroti rapuhnya sistem kesehatan di pedesaan Kongo yang masih berjuang melawan berbagai wabah lainnya.
Menurut laporan, pasien yang terserang penyakit ini mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, batuk, dan anemia. Meski begitu, penyebab penyakit ini masih belum teridentifikasi.
“Tim ahli epidemiologi akan berada di wilayah tersebut untuk mengambil sampel dan mengidentifikasi penyebabnya,” ujar Remy Saki, Wakil Gubernur Provinsi Kwango, seperti dilansir Associated Press (AP), pada Jumat (6/12/2024).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga turut bergerak dengan mengirimkan tim untuk bekerja sama dengan layanan kesehatan setempat dalam upaya meneliti penyakit tersebut.
Namun, tantangan besar dihadapi oleh tim medis karena keterbatasan fasilitas di wilayah pedesaan.
“Panzi adalah zona kesehatan pedesaan, jadi ada masalah dengan pasokan obat-obatan,” jelas Cephorien Manzanza, pemimpin masyarakat sipil setempat kepada Reuters.
Laporan awal menunjukkan perempuan dan anak-anak sebagai kelompok yang tampaknya paling parah terkena dampaknya. Namun, para ahli epidemiologi menegaskan masih terlalu dini untuk menentukan kelompok yang paling berisiko.
Situasi ini diperburuk oleh kondisi sistem kesehatan Kongo yang sudah lemah akibat wabah monkeypox global. Tahun ini, Kongo mencatat lebih dari 47.000 kasus mpox dan lebih dari 1.000 kematian.