Warga Makassar Antusias Kawal Tuntas Stunting Bersama dr Udin Malik
ABATANEWS, MAKASSAR – Forum Kemanusian Kota Makassar (FKKM) terus mendorong pengendalian stunting di Kota Makassar lewat program 1 Anak 1 Warung Makan. Antusias masyarakat pun untuk menjalankan program tersebut sudah begitu terlihat.
Hal itu terlihat dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Senin (31/07/2023). Kegiatan tersebut berlangsung di Kelurahan Tello Baru, Kelurahan Mampu, dan Kelurahan Malimongan Tua.
Inovasi 1 Anak 1 Warung Makan dijelaskan Ketua FKKM, dr Udin Malik. Gagasan yang dihadirkan sebagai langkah pengendalian stunting.
“Awalnya saya dapat bantuan dari PT Kima berupa biskuit, susu, dan vitamin untuk dibagikan ke anak-anak. Setelah di investigasi ternyata pembagian bantuan ini belum tepat sasaran, akhirnya melalui program yang saya buat ini kita pastikan tepat sasaran untuk anak-anak stunting,” ujar dr Udin Malik.
Untuk itu, Alumni Fakultas Kedokteran Unhas 2013 yang meraih predikat Summa Cumlaude dengan IPK 4.00 itu menggagas program tepat sasaran 1 Anak 1 Warung Makan.
Program tersebut telah terbukti efektif karena telah uji studi di Kelurahan Ballaparang. Anak yang diintervensi berhasil keluar dari status stunting dalam 100 hari.
“Perlu diketahui bahwa kalau waktunya ASI berikan ASI eksklusif, kalau waktunya memberikan makanan pendamping berikan makanan yang terbaik, kalau sakit bawa ke rumah sakit dan ke posyandu,” katanya.
dr Udin Malik menjelaskan bahwa stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis pada 1.000 HPK atau usia 0-2 tahun. Menurutnya, anak-anak harus selalu ke posyandu dan memastikan imunisasi anak tercukupi.
“Kalau ke posyandu sudah disediakan kartu masyarakat sehat (KMS) untuk memeriksa apakah anak ini terkena stunting atau tidak,” katanya.
Mendengar penjelasan tersebut masyarakat pun begitu antusias mendorong program tersebut.
Salah seorang warga, Husna menyampaikan bahwa program 1 Anak 1 Warung Makan menjadi solusi. Menyediakan makanan bergizi tidak semua keluarga mampu.
“Yang terjadi di masyarakat pak dok, tidak semua ibu-ibu bisa memberikan makanan yang bergizi,” katanya.
Untuk itu, dengan adanya program ini dia optimis masalah stunting bisa teratasi. Itu karena yang dilakukan ini adalah kepedulian bersama.