Wakil Ketua PP Muhammadiyah: Idul Adha Sebagai Momentum Menepis Stigma Islamophobia

Wakil Ketua PP Muhammadiyah: Idul Adha Sebagai Momentum Menepis Stigma Islamophobia

ABATANEWS, MAKASSAR – Wakil Ketua Lembaga Pembinaan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Safar Natsir berharap, momentum Idul Adha 1443 H kali ini bisa dijadikan sebagai momentum untuk menepis fenomena Islamophobia di Indonesia.

Menurutnya, stigma buruk terhadap umat Islam mulai terkikis belakangan ini. Sejumlah kasus dipaparkan oleh Safar. Bukan cuma di dalam negeri, fenomena itu juga terjadi di negara-negara yang mayoritas penduduknya merupakan non-muslim.

“Baru-baru ini, kita lihat di Time Square New York, di trotoar jalanannya, dihelat Salat Tarawih berjamaah,” kata Safar saat menjadi khatib Idul Adha 2022 di Halaman Gedung PUSDAM Sulsel, Makassar, pada Sabtu (9/7/2022).

Kejadian di New York Amerika Serikat itu membuat takjub Safar. Ia tak menyangka, New York yang dikenal sebagai salah satu tempat paling liberal di dunia, bisa menghormati umat islam yang melaksanakan ibadah di ruang publik.

“Saya sendiri tidak bisa membayangkan, jika di tempat yang seramai dan liberal, sangat menjaga privasi seperti itu, bisa dilakukan salat berjamaah di trotoar, atau tempat pejalan kakinya,” tuturnya.

Bukan cuma di New York, ia juga menyebut, syiar Islam juga mulai menjadi kebiasaan di Jerman. Katanya, suara azan di Jerman tidak lagi menjadi hal langka.

“Pada suatu kesempatan, kalau tidak salah tahun 2010, khatib juga sempat berdiskusi tentang inklusi islam di sana. Kami jabarkan terkait Islam sebagai agama damai, agama rahmatan lil alamin,” beber Safar.

Di hadapan forum internasional tersebut, memaparkan perkembangan perguruan tinggi Muhammadiyah di daerah-daerah minoritas muslim seperti di Papua, dalam hal ini Jayapura, Sorong, dan Manokwari

Demikian pula dengan daerah minoritas muslim lainnya seperti NTT, Kupang, dan sekitarnya. Karena itu, Safar mengaku heran kepada segilintir orang Indonesia, yang masih saja mengidap islamophobia. Terlebih, dalam kalangan umat Islam sendiri.

Safar mengajak, dalam momentum Iduladha ini, umat Islam Indonesia hendaknya memperbaiki relasi dengan Ilahi dan sesama manusia.

Hal ini terkhusus bagi umat Islam Indonesia yang masih sering menyebarkan kebencian, berpikiran negatif kepada sesama muslim, dan mengidap Islamofobia.

Hal ini karena berkurban adalah wujud ketakwaan, yang mencerminkan hubungan vertikal, berdimensi spiritual, penghambaan diri kepada Allah, sekaligus hubungan sesama manusia.

Terlebih di era Covid-19 ini, Safar mengungkapkan, kurban sangat tepat untuk dikembangkan dalam berbagai kebaikan hidup.

Kurban dapat dijadikan sebagai instrumen untuk peduli sesama, kepada pihak yang kekurangan, serta untuk mengembangkan kebersamaan, dalam mengatasi kesulitan di masa pandemi.

“Hendaknya ibadah kurban kita menghilangkan keserakahan, dan menebar kebajikan untuk sesama. Memupuk toleransi dan rasa damai. Bersamaan dengan hal itu, hal-hal yang tidak produktif dalam kehidupan bangsa harus segera disudahi,” kata Safar.

Berita Terkait
Baca Juga