Viral Siswa SMA Tak Bisa Hitung Pembagian Dasar, Netizen: Sedih dan Miris Lihatnya
ABATANEWS, JAKARTA – Beredar sebuah video yang memperlihatkan momen siswa kelas 12 atau kelas 3 SMA tidak bisa menghitung pembagian dasar. Video tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Instagram @julaehaju dan telah ditonton lebih dari 6,6 juta views.
Dalam video tersebut, terlihat seorang guru SMA membagikan video tentang proses belajar mengajar di kelas 12. Para siswa laki-laki tampak berbaris ke belakang dan diberi pertanyaan secara bergantian oleh seorang guru.
Di awal video, beberapa siswa terlihat bisa menjawab soal pembagian dasar dengan mudah tapi semakin ke belakang jawaban mereka kebanyakan salah dan kesulitan untuk menjawab. Mulai dari 12 dibagi 3 yang dijawab 3 hingga 10 dibagi 5 yang dijawab 5.
Sang guru pun mengatakan bahwa pembagian tersebut adalah jenis matematika dasar yang biasanya diajarkan di tingkat SD atau Sekolah Dasar.
“Diagnosa kemampuan numerasi dasar. Semangat yah Nak. Kita sadari ada yang kurang. Maka dari itu, sama-sama akan kita lengkapi dan kita perbaiki,” tulis guru tersebut dalam keterangan unggahannya.
Sontak, video yang dibagikan guru tersebut pun langsung menarik perhatian netizen. Video tersebut viral setelah dibagikan ulang oleh sejumlah akun di media sosial lainnya, salah satunya akun X @kegblgnunfaedh
“Calon generasi Indonesia Emas 2045 gini amat,” tulis akun @mjb***.
“Sedih dan miris liatnya, ini mah generasi cemas,” tulis akun @pis***.
“Agak sedih tapi inilah gambaran pendidikan kita sekarang, dimana lebih sibuk main gadget,” tulis akun @ech***.
“Tidak ada standard kenaikan kelas, semua harus naik, kurikulum merdeka yg rancau dll.. kembali ke KTSP lebih baik, UUD, pmp dan mata pelajaran yg terpisah, jika tidak memenuhi standard kenaikan kelas ya tinggal kelas,” tulis akun @fac***.
“Hasil dari kurikulum sistem pendidikan nasional sekarang miris dan memalukan sekali. Dulu kita ketakutan tidak naik kelas kalau sekarang pasti naik dan lulus sekolah,” tulis akun @kha***.
“Tambah, kurang, kali dan bagi adalah operasi dasar matematika yang kita pakai sehari-hari. Jangan sampai ketika menghitung dagangan atau potongan gaji tidak tahu caranya. Bisa ditipu orang kalau sampai tidak memahami. Ayo semangat belajar lagi,” tulis akun @bad***.
“Sedih banget ngeliat generasi muda kita kesulitan dengan dasar-dasar matematika. Semoga ini jadi refleksi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan pendidikan dan memberi dukungan yang diperlukan agar anak-anak kita bisa lebih baik ke depannya,” tulis akun @moa***.
“Mau membantah tapi ini realita yang ada, saatnya semua pihak untuk saling instropeksi mulai dari keluarga, sekolah dan pemerintah. Tantangan kedepan semakin sulit, bagaimana generasi muda bisa bersaing di era perdagangan bebas dan ekonomi global,” tulis akun @udi***.
Menanggapi videonya yang viral, seorang guru yang diketahui bernama Juju Julaeha memberikan klarifikasi melalui kolom komentar unggahannya. Dia mengaku merekam video tersebut secara spontan di salah satu kelas 12 IPA, tempatnya mengajar.
“Sama sekali tidak ada maksud untuk mempermalukan siapa pun. Saya menyadari bahwa kemampuan numerasi anak anak sekarang memang rendah. Prediksi saya masih ada anak yang belum lancar matematika dasar,” tulis Juju Julaeha.
Juju mengaku penasaran dan ingin tahu siapa saja siswa yang sudah lancar perkalian dan pembagian angka 1-10. Namun ternyata hasilnya seperti yang ada di video yang telah dibagikannya.
Setelah ice breaking, Juju pun mengajak para siswanya untuk berdiskusi dan refleksi dengan harapan mereka menyadari bahwa ada yang harus diperbaiki.
“Saya katakan bahwa perkalian dan pembagian adalah dasar perhitungan yang paling sederhana. Kalau tidak bisa itu maka persoalan fisika jenis hitungan sudah pasti tidak bisa diselesaikan,” lanjut Juju.
Juju berkomitmen akan membantu para siswa untuk belajar dan meminta mereka juga berjanji untuk fokus belajar.
“Anak-anak pun berjanji akan meluangkan waktu khusus untuk fokus belajar perkalian dan pembagian,” ujarnya.
Juju pun meminta agar jangan ada cacian. Menurutnya, tidak ada anak yang bodoh, mereka semua unik dengan kemampuan masing-masing.
“Yang ada adalah anak yang belum bertemu guru yang tepat. Semoga saya dapat menjadi guru itu,” pungkas Juju.