Viral Sebut Rakyat Jelata, Jubir Presiden Adita Irawati Minta Maaf
ABATANEWS, JAKARTA – Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Adita Irawati mendadak viral usai menanggapi kasus Gus Miftah yang mengolok-olok seorang penjual es teh. Dia menuai kritik dari netizen atas penyebutan diksi rakyat jelata.
Dalam pernyataannya, Adita mengungkapkan bahwa pihak Istana sangat menyesalkan kejadian tersebut.
“Kami dari pihak Istana tentu menyesalkan ya kejadian ini, satu hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi,” ujar Adita dalam potongan video yang viral dikutip dari akun X @kegblgnunfaedh.
Adita menegaskan bahwa Presiden Prabowo merupakan sosok pemimpin yang selalu berpihak pada masyarakat kecil.
“Apalagi kalau kita lihat presiden kita Pak Prabowo Subianto ini kalau dilihat dari berbagai, baik itu melalui pidato atau kunjungan-kunjungan beliau ke lapangan, kunjungan kerja, itu terlihat sekali keberpihakan beliau kepada rakyat kecil, kepada rakyat jelata,” tambah Adita.
Tidak hanya sekali, Adita kembali menyebut rakyat jelata dalam pernyataannya lebih lanjut.
“Dari berbagai statement dan juga ketika ada pertemuan-pertemuan dengan masyarakat banyak, kelihatan sekali beliau sangat peduli dengan rakyat jelata,” pungkas Adita.
Sontak, pernyataan Adita Irawati yang menggunakan diksi rakyat jelata untuk menyebut rakyat kecil membuat netizen kesal. Netizen menilai diksi tersebut dianggap kurang pantas diucapkan oleh seorang jubir kepresidenan.
“Blunder mulu pejabat pemerintah,” tulis akun @gen***.
“Pusing pak Prabowo bawahannya bikin kacau semua. Maksud hati mau klarifikasi malah blunder,” tulis akun @ibu***.
“Kalau yang ngomong orang awam okelah mungkin salah pilih diksi, tapi ini sekelas jubir loh.. Wkwkw,” tulis akun @sub***.
“Kalo jadi staff pemerintah, sebelum resmi bertugas ga ada pelatihan tata cara berbicara yang baik, benar, dan enak di denger apa? Dari kemaren statementnya ada aja blundernya. Gw rakyat jelata terus situ merasa bangsawan gitu?,” tulis akun @byg***.
“Harusnya jubir itu yang pinter mengolah kata supaya publik lebih mengerti dan tidak menimbulkan keresahan. Ini malah bikin EMOSI,” tulis akun @dan***.
“Bisa-bisanya pake diksi pas jaman feodal, kan ada diksi yang lebih baik kayak ‘Rakyat menengah ke bawah atau masyarakat biasa’ yang jelas konotasinya lebih baik daripada rakyat jelata dan para kaum bangsawan,” tulis akun @ram***.
“Narasi elit, jadi makin berasa ada jarak. Udah lupa kayaknya kalo gaji mereka dari pajak ‘Rakyat Jelata’ juga,” tulis akun @afr***.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Setelah video tersebut viral, Adita Irawati memberikan klarifikasi terkait pernyataannya. Melalui Instagram resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan RI @pco.ri, dia meminta maaf atas penggunaan diksi rakyat jelata.
“Saya memahami diksi yang saya gunakan dianggap kurang tepat. Untuk itu, secara pribadi saya memohon maaf atas kejadian ini yang menyebabkan kontroversi di tengah masyarakat,” ujar Adita dikutip dari Instagram @pco.ri.
Adita mengaku sama sekali tidak sengaja menggunakan diksi rakyat jelata saat memberikan pernyataan tersebut.
“Perlu saya sampaikan, kejadian ini sama sekali tidak disengaja dan sangat mungkin terjadi karena adanya pergeseran makna pada diksi yang saya gunakan di era saat ini,” lanjut Adita.
Adita menggunakan diksi rakyat jelata karena sesuai dengan arti dan makna di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti rakyat biasa.
“Saya gunakan diksi tersebut sesuai dengan arti dan makna yang tercantum di dalam KBBI yang artinya adalah rakyat biasa yaitu kita semuanya rakyat Indonesia,” ungkap Adita.
Atas kejadian ini, Adita memastikan akan introspeksi diri dan lebih berhati-hati di masa mendatang.
“Sekali lagi, tidak ada maksud untuk lemahkan atau rendahkan, kami akan terus introspeksi diri dan akan lebih hati-hati dalam gunakan bahasa,” lanjut Adita.
Di penghujung video, Adita kembali meminta maaf atas pernyataannya tersebut.