Viral Aksi Massa Wanita Pro-Palestina Sebar ‘Pocong’ di Toko ZARA PIM
ABATANEWS.COM – Brand fesyen ZARA menuai kemarahan publik setelah merilis materi iklan yang dianggap menghina korban genosida di Gaza, Palestina. Akibatnya, banyak orang melakukan aksi protes hingga boikot ZARA di sejumlah negara.
Aksi protes baru-baru ini juga terjadi di toko ZARA di Pondok Indah Mall (PIM), Jakarta Selatan. Aksi massa pro-Palestina mendatangi toko ZARA di PIM viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @merindink.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah wanita yang mengenakan pakaian muslim dan syal Palestina melakukan aksi protes di luar dan di dalam toko Zara Pondok Indah Mall. Mereka membawa guling-guling kecil yang menyerupai pocong dan poster korban perang di Jalur Gaza.
Mereka meletakkan pocong dan poster tersebut di beberapa titik toko seperti di tumpukkan pakaian, meja kasir hingga ditempel di tembok toko. Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Widya Agustiono menjelaskan bahwa aksi tersebut hanya berlangsung singkat dan bukan sebagai aksi unjuk rasa atau demo.
“Mereka begitu masuk emang niat bikin konten, setelah itu mereka keluar. Jadi tidak ada aksi unjuk rasa maupun demo,” kata Widya Agustiono.
Widya juga mengungkapkan bahwa pihak Zara tidak mempermasalahkan terkait aksi tersebut. Mereka tidak keberatan atau tidak berniat melaporkan aksi tersebut.
Sekedar informasi, akun Instagram resmi ZARA belum lama ini merilis materi iklan untuk koleksi terbarunya. Iklan tersebut menampilkan seorang model digambarkan sedang menggendong manekin yang terbungkus plastik warna putih sehingga mirip jenazah yang sudah dikafani.
Pada foto lainnya memperlihatkan seorang model berlatar manekin dengan anggota tubuh yang hilang dan patung tergeletak di lantai dibungkus kain putih. Banyak pihak menganggap iklan tersebut menghina penderitaan warga Palestina akibat serangan dari Israel.
Alhasil, iklan tersebut langsung memicu kemarahan publik. Meski iklan telah dihapus dari media sosial resmi ZARA tetapi seruan untuk memboikot produk tersebut ramai di media sosial.