Usai Arteria Minta Maaf, Ridwan Kamil: Bangga  Jadi Orang Sunda, Jaga Bahasa Sunda

Usai Arteria Minta Maaf, Ridwan Kamil: Bangga  Jadi Orang Sunda, Jaga Bahasa Sunda

ABATANEWS, MAKASSAR – Usai Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah postingan terkait film berbahasa Sunda pertama yang masuk dalam nominasi Film Terbaik Dunia di Festival Film Internasional Berlin.

Seperti diketahui, Anggota DPR RI Fraksi PDIP itu memicu kontroversi, usai meminta Jaksa Agung mencopot salah satu Kepala Kejaksaan Tinggi karena berbahasa Sunda dalam sebuah rapat kerja. Usai dikecam, Arteria akhirnya meminta maaf, pada Kamis (20/1/2022) siang.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, juga mengapresiasi permintaan maaf Arteria. Setelah itu, Kang Emil kembali mengunggah sebuah postingan yang bernilai inspiratif dan prestasi terkait bahasa Sunda yang sebelumnya dipersoalkan oleh Arteria.

Film berjudul “Before, Now & Then” atau “Nana” karya sutradara Kamila Andin berhasil masuk dalam daftar program kompetisi utama Festival Film Internasional Berlin.

“Film pertama berbahasa Sunda masuk nominasi Film Terbaik Dunia di Berlinale 2022. Selamat untuk semua pemain & kru pendukung yang terlibat di produksi film ini! Bangga jadi urang Sunda, jaga Basa Sunda,” tulis Ridwan Kamil, seperti dilihat pada akun Twitternya, pada Kamis malam.

Dikutip dari YouTube resmi Festival Film Internasional Berlin, festival yang dikenal dengan sebutan Berlinale itu dijadwalkan digelar pada 10 hingga 20 Februari.

“Before, Now & Then” bersaing dengan 17 film lain dari berbagai negara yang akan memperebutkan piala penghargaan Golden Bear dan Silver Bears di festival edisi ke-72 itu.

Film ini diproduseri oleh Ifa Isfansyah dan Gita Fara serta dibintangi oleh Happy Salma, Laura Basuki, Arswendy Bening Swara, dan Ibnu Jamil.

Film berbahasa Sunda ini diangkat berdasarkan kisah hidup Raden Nana Sunani yang diadaptasi dari salah satu bab dalam novel “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran.

Nana melarikan diri dari kota kelahiran saat gerombolan orang datang ingin mempersuntingnya. Ia kemudian menetap di Bandung dan menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga menak. Nana bertemu dengan perempuan simpanan suaminya, tetapi keduanya juga saling memberi dukungan sebagai sesama perempuan yang hidup pada tahun 1960-an.

Sebelumnya pada tahun lalu, film ini berhasil mendapatkan CJ Entertaintment Award dalam Asian Project Market (APM) yang diselenggarakan Busan International Film Festival serta mendapatkan Purin Pictures Autumn Grant di Bangkok. Melalui kedua program tersebut, film fitur keempat Kamila ini memperoleh pendanaan untuk menyelesaikan produksi. (*)

Berita Terkait
Baca Juga